Polemik Bordir Tasikmalaya, Jadi Warisan Budaya Takbenda, tapi Pengrajinnya Banyak Gulung Tikar
Pengrajin bordir Tasikmalaya yang merupakan Warisan takbenda Indonesia, diketahui saat ini banyak mengalami kebangkrutan
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M. Perdana
TRIBUNJABAR.ID, KABUPATEN TASIKMALAYA - Pengrajin bordir Tasikmalaya yang merupakan Warisan takbenda Indonesia, diketahui saat ini banyak mengalami kebangkrutan akibat kenaikan harga bahan baku.
Hal tersebut dikutip TribunPriangan.com pada Senin (16/1/2023) melalui situs resmi Kementrian Pendidikan dan Kebudayan Indonesia.
Diketahui, pada Oktober 2021 silam, Direktorat Perlindungan Kebudayaan Kemdikbud menetapkan 289 karya budaya dari 28 provinsi di Indonesia melalui Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2021.
Salah satu dari 289 karya budaya tersebut ialah Bordir Tasikmalaya, dengan nomor registrasi 2012002279 pada domain (red: ranah) Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional.
Baca juga: Pengrajin Bordir Tasikmalaya Menjerit, Harga Bahan Baku Melejit, 50 Persen Bangkrut
Sidang tersebut dipimpin langsung oleh Direktur Pelindungan Kebudayaan, Ibu Irini Dewi Wanti dan dihadiri oleh 14 Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda secara luring (luar jaringan/offline).
Diketahui, Kepala Dinas baik dari Provinsi, Kabupaten, atau Kota yang membidangi kebudayaan terkait, atau yang mewakili secara daring (dalam jaringan/online), juga dilibatkan dalam Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2021 tersebut.
Proses Bordir Tasikmalaya menjadi Warisan Budaya Takbenda ini, tentu telah melalui proses Seleksi Administrasi oleh Sekretariat Warisan Budaya Takbenda, Rapat Usulan Warisan Budaya Takbenda ke-1 dan ke-2 oleh Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda, Verifikasi usulan Warisan Budaya Takbenda yang dianggap perlu ditinjau langsung, serta pemaparan usulan oleh Dinas Kebudayaan terkait.
Ironisnya, saat ini para pengrajin bordir di Kabupaten Tasikmalaya telah banyak yang mengalami kebangkrutan akibat kenaikan harga bahan baku.
“Kalau di anggota Paguyuban Bordir Tasikmalaya sendiri, dari 100-an anggota, itu sudah hampir 50 persen yang gulung tikar,” ungkap Agus Husaeni selaku Ketua Paguyuban Pengrajin Bordir Tasikmalaya kepada TribunPriangan.com pada 27 Desember 2023 lalu.
Ia mengatakan, hal tersebut terjadi akibat mahalnya harga bahan baku bordir, terutama benang. Kenaikan harga tersebut diketahui telah terjadi selama satu tahun terakhir.
Sementara itu, Deden Daris, salah satu pengrajin bordir di Kabupaten Tasikmalaya mengungkap, di desanya sendiri, sebanyak 80 persen pengrajin bordir sudah gulung tikar.
“Di kampung saya ini (Kampung Sindang) sebelumnya ada 100 unit mesin (red: total dari semua pengrajin bordir di Kampung Sindang). Sekarang tinggal ada 20 unit,” terang Deden pada 3 Januari 2023 lalu.
Menurut Deden Daris, hal tersebut diakibatkan oleh kenaikan harga bahan baku benang dan kain organdi.
Deden juga menjelaskan, saat harga bahan baku benang di angka Rp 2500 per cones (red: per gulung), harga beli bordiran kebaya di pasaran per buahnya itu sekira Rp 35.000.
Baca juga: 50 Persen Pengusaha Bordir di Tasikmalaya Gulung Tikar, Ternyata Ini Penyebabnya
bordir Tasikmalaya
warisan takbenda
Kabupaten Tasikmalaya
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
kebangkrutan
bahan baku
Memanas, DPRD dan Bupati Tasikmalaya Saling Sindir Soal Pengalihan Anggaran Linmas Rp7 Miliar |
![]() |
---|
Kebakaran di Tasikmalaya Sebabkan Kerugian Ratusan Juta, 15 Orang Terpaksa Mengungsi |
![]() |
---|
Kronologi Kebakaran yang Lahap 6 Bangunan di Tasikmalaya, Warga Dengar Percikan dari Tengah Malam |
![]() |
---|
Kebakaran Hebat di Tasikmalaya, 6 Rumah Terbakar Dini Hari Tadi, Api Berasal dari Toko Shockbreaker |
![]() |
---|
Gaya 2 Pelajar di Singaparna Tasikmalaya Ugal-ugalan di Jalan Raya, Berakhir di Kantor Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.