50 Persen Pengusaha Bordir di Tasikmalaya Gulung Tikar, Ternyata Ini Penyebabnya
Hampir separuh pengusaha bordir di Tasikmalaya gulung tikar. Hal ini diungkapkan Agus Husaini selaku Ketua Paguyuban Bordir Tasikmalaya.
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Hampir separuh pengusaha bordir di Tasikmalaya gulung tikar.
Hal ini diungkapkan Agus Husaini selaku Ketua Paguyuban Bordir Tasikmalaya.
“Kalau di anggota Paguyuban Bordir Tasikmalaya sendiri, dari 100-an anggota, itu sudah hampir 50 persen yang gulung tikar,” ungkap Agus kepada TribunPriangan.com pada Selasa (27/12/2022).
Tambahnya, hal tersebut terjadi akibat mahalnya harga bahan baku bordir, terutama benang.
Kenaikan harga tersebut diketahui telah terjadi selama satu tahun terakhir.
“Bahan baku ini tentu jadi sulit karena harganya yang mahal satu tahun terakhir ini, sehingga dampaknya, perusahaan-perusahaan bordir di Tasikmalaya mengalami kesulitan untuk mendapatkan keuntungan,” terang Agus.
Dirinya juga mengeluhkan, bahwa untuk mendapatkan bahan baku bordir, mereka hanya mengandalkan satu sumber yang diketahui berada di Kota Tasikmalaya.
“Penyedia bahan baku bordir ini tidak ada persaingan, sehingga kenaikan harga itu hanya dilakukan oleh satu pihak perusahaan yang di kota itu saja,” tambah Agus.
Saat ini, lanjutnya, nasib karyawan pengusaha bordir yang telah gulung tikar tersebut telah bermigrasi ke luar wilayah Tasikmalaya.
Sedang saat ini juga telah terjadi pembelian mesin bordir bekas dari Tasikmalaya ke luar wilayah.
“Kalau terus dibiarkan seperti ini, ya lama-lama (pengusaha bordir di Kabupaten Tasikmalaya) akan menghilang dan akan menjadi kenangan saja,” tutur Agus.
Ditemui terpisah, Alfie Akhmad Sa’adan Hariri selaku Penasehat Paguyuban Bordir Tasikmalaya mengatakan bahwa hal ini sebaiknya diantisipasi sesegera mungkin.
“Mudah-mudahan pihak pemerintah dan pihak terkait yang notabene punya kewenangan, segera mengantisipasi runtuhnya para pengusaha bordir di Tasikmalaya. Mudah-mudahan bisa dilaksanakan dengan segera,” pungkas Alfie. (Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M. Perdana)