Pasokan Cabai Rawit Domba Menurun, di Tingkat Petani Ciamis Harganya Mencapai Rp 45 Ribu Per Kg
“Hasil panen rawit memang berkurang. Dari semua jenis cabai, yang nanam cabai rawit paling sekitar 20 persen”
Penulis: Andri M Dani | Editor: Adityas Annas Azhari
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Naik membubungnya harga cabai rawit merah (cengek domba) di tingkat pasar eceran selama dua hari ini, ternyata dipicu kenaikkan di tingkat petani.
Dalam dua hari ini harga cengek domba di tingkat petani, seperti di sentra sayur mayur kawasan agropolitan Sukamantri Ciamis sudah menembus angka Rp 45.000/kg.
“Pas tahun baru, dan hari ini harga cengek domba di petani sudah Rp 45.000/kg. Sudah dua hari ini harganya Rp 45.000/kg,” ujar Pipin Arif Apilin, petani cabai di Desa Cibeureum, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis kepada Tribun, Senin (2/1/2023).

Harga cengek domba Rabu (28/12/2022) pekan lalu masih Rp 38.000 per kg . Kemudian bergerak naik, dan dua hari ini sudah tembus Rp 45.000 per kg.
Sementara dalam waktu yang sama harga cabai rawit hijau (cengek ijo) naik dari Rp 30.000 per kg jadi Rp 40.000 per kg.
Baca juga: Harga Cengek Domba di Pasar Manis Ciamis Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram, Sejak Tahun Baru
Kenaikan drastis harga cengek domba dan cengek ijo tersebut menurut Pipin Arif Apilin terutama akibat anjloknya hasil panen sehingga pasokan ke pasar-pasar menurun.
Penurunan hasil panen cengek ijo dan cengek domba tersebut tidak hanya karena dampak cuaca ekstrim. Terutama karena berkurangnya luas areal panen di sentra sayur mayur. Tidak hanya di Jabar, tetapi di Jateng dan Jatim.
Baca juga: Jelang Tutup Tahun 2022 Harga Cabai di Petani Terus Naik, Dikatakan Sulit Terapkan Harga Acuan Cabai
Areal kebun cengek domba dan cengek ijo yang memasuki masa panen sudah berkurang karena usia tanaman.
“Hasil panen rawit memang berkurang. Dari semua jenis cabai, yang nanam cabai rawit paling sekitar 20 persen,” ujarnya.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Domba di Tasikmalaya Tembus Rp 80.000 Per Kg, Naik 100 Persen dari Sebelum Nataru
Kebanyakan petani di Sukamantri katanya menanam jenis cabai lokal tanjung, cabai merah keriting maupun cabai besar TW (cabai merah besar). Sedangkan yang menanam cengek domba maupun cengek ijo hanya sekitar 20 persen.
“Akibatnya pasokan cabai rawit ijo dan rawit merah ke pasar semakin terbatas,” ungkap Pipin yang juga Ketua Gapoktan “Karangsari” Desa Cibeureum Sukamantri tersebut. (*)