Adhikarya Parlemen

Ungkapan seorang kader TB di Ciamis

Sebagai  kader TB, tentu Ai Dewi mengabdi  tentu lengkap dengan suka dukanya saat bertugas.  Bertugas dengan resiko setiap saat bisa tertular penyakit

Penulis: Andri M Dani | Editor: bisnistribunjabar
Istimewa
Ir H Herry Dermawan, Anggota Fraksi PAN DPRD Jabar 

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Sudah empat tahun ini Ai Dewi Rahmawati (42) menjadi kader kesehatan pendamping pengidap TBC (kader TB).

Sebagai  kader TB, tentu Ai Dewi mengabdi  tentu lengkap dengan suka dukanya saat bertugas.  Bertugas dengan resiko setiap saat bisa tertular penyakit yang mematikan tersebut.

Sebagai pelindung, Ai Dewi selalu membekali diri dengan masker N 95 dan handsanitizier.

“Jauh sebelum pandemi Covid , kami sudah terbiasa dengan masker N 95. Demikian pula dengan handsanitizier. Bahkan kalau lagi mengunjungi pengidap TB RO, selalu pakai masker N 95  rangkap (dua lapis),” ujar Ai Dewi Rahmawati, koordinator Kader TB (kader tibi) Ciamis kepada Tribun usai pertemuan dengan anggota DPRD Jabar, Ir H Herry Dermawan di sebuah rumah makan di Ciamis Sabtu (24/12).

Menurut Ai Dewi, ia tak sengaja termotivasi menjadi kader tibi karena pada tahun 2018  ada tetangganya di Dusun Desa Raksabaya Cimaragas Ciamis yang mengalami gejala TB. Batuknya tak kunjung sembuh, dan berat badan menurun.

“Waktu itu saya belum tahu banyak tentang TB. Tahunya TB itu menular dan gejalanya batuk-batuk. Itu saja. Khawatir juga kalau tetangga tersebut benar-benar poisitif TB kan bisa menular ke keluarganya bahkan juga tetangga,” katanya.

Di tengah kekhawatiran tersebut, sebagai warga yang aktiv di balai desa menurut Ai Dewi, ia mendapat informasi akan ada kegiatan pelatihan kader TB yang digelar LKNU di IC Ciamis.

Setelah mendatangi  puskesmas setempat akhirnya Ai Dewi mengikuti pelatihan kader TB  di IC selama dua hari. Awalnya demi tetangga yang mengalami  gejala TB tersebut.

Usai mengikuti pelatihan dan sudah mendapat banyak pengentahuan tentang TB. Tak menunggu lama, Ai Dewi langsung membawa tetangganya tersebut ke Puskesmas Cimaragas. Di puskemas tetangga Ai tersebut diperiksa kesehatan sampel dahaknya.

Setelah menunggu 4 hari, diketahui tetangga Ai tersebut positif TB. Setelah berkoodinasi dengan pihak puskesmas, akhirnya dilakukan  screening pelacakan kasus. Sekitar 20 orang anggota keluarga dan tetangga pengidap di tracking.

Sementara penderita dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan paket obat secara gratis selama 6 bulan. Ai tidak hanya sekedar pendamping, tetapi juga sebagai PMO (petugas menelan obat) untuk memastikan obat-obat paket tersebut ditelan oleh pasien.

“Alhamdulillah sembuh. Orangnya disiplin,” ungkap Ai Dewi .

Atas pengalaman tersebut, Ai Dewi semakin termotivasi menjadi kader tibi. Dari 110 orang kader tibi di Ciamis, hanya ada dua orang yang menjadi kader tibi khusus pengidap TB RO (resisten obat). Sementara sebagain besar kader tibi lainnya adalah mendampingi pasien TB SO (sensitif obat). Pengidap TB RO, adalah penderita TB yang tidak disiplin minum obat mungkin karena malas atau lupa sehingga DO saat menjalani rawat jalan paket obat 6 bulan.

“Kader tibi RO hanya ada dua orang di Ciamis. TB RO beresiko tinggi termasuk penularannya,” katanya.

Menurut Ai Dewi, tahun 2022 ini ada 27 penderita TB RO yang didampingi dua kader TB. “Seorang terlanjur meninggal sebelum sempat didampingi,” ujar Ai Dewi sedih.

Dari 27 penderita TB RO tersebut ungkap Ai Dewi, ia mendampingi 11 pasien TB RO. Masing-masing di Kecamatan Ciamis (1 orang), Imbanagara (3), Baregbeg (1), Sindangkasih (1), Kawali (1), Racah (2) dan Tambaksari (1).

Minimal sebulan sekali pasien tersebut harus dikunjungi ke rumahnya. Kebanyakan rumah penderita berada di pelosok desa dengan kondisi ekonomi sangat memprihatinkan.

“Seperti pasien yang di Rancah, rumahnya dekat perbatasan dengan Kuningan. Jauh di pelosok. Sementara saya tinggal di Cimaragas. Ke lokasi naik sepeda  motor, kadang hujan. Seringnya diantar oleh suami atau oleh anakku yang sudah di SMK. Perjalanan yang cukup melelahkan memang, tapi tetap dijalani,” ungkap Ai Dewi.

 “Dulu memang ada semacam iinsentif, tepatnya uang transport. Dapat Rp 50.000 sampai Rp 100.000 per tiga bulan (triwulan) tergantung kinerja. Tetapi selama Covid sampai sekarang, sudah 3 tahun tidak dapat lagi uang transportasi tersebut,” katanya.

Menurut Ai Dewi, selama masa pendemi Covid, tugas-tugas kader kesehatan lebih fokus ke Covid. Sedangkan kunjungan ke pasien TB RO dibatasi, pendampingan dilakukan secara chat/telpon. Sedangkan untuk pasien TB SO tetap dipantau, Cuma investigasi pelacakan kasus tidak dilaku.

Beruntung sekarang, keberadaan 110 kader TB di Ciamis tersebut mendapat suport dari Penabulu Foundation. Ada reward yang jelas dari Penabulu Foundation sesuai kinerja. “Hasil di lapangan sekarang dilaporkan ke Penabulu Foundation . Tetapi untuk puskesmas juga tetap laporan,” jelas Ai Dewi.

Ada perhitungan reward yang jelas untuk setiap kunjungan ke pasien, PMO, pendampingan ke faskes. Bahkan untuk satu sampel dahak saja dapat reward Rp 15.000. Kunjungan ke penderita untuk pendampingan Rp 100.000. Itu bisa diklaim setelah ada laporan.

Namun segala macam reward tersebut menurut Ai Dewi tidak dipakai  sendiri. “Kadang malah kembali ke pasien. Kebanyakan penderita TB RO tersebut dari kalangan pra sejahtera. Ketika kepala keluarga mengidap TB RO, artinya ekonomi keluarga macet. Tinggal di rumah kontrakan, anak 3 orang masih sekolah. Sehari-hari akhirnya makan mengandalkan bantuan tetangga. Tidak tega juga, kami kadang bawa makanan, lauk pauk dan sebagainya saat kunjungan pasien,” katanya.

Sebagai bentuk tanggung jawab, menurut Ai, tak jarang kadang harus ikut mengurus BPJS untuk pasien, mengurus bantuan BLT dan sebagainya.

Nah disitulah, kepuasannya sebagai kader TB, bisa membantu orang. Mendampingi  penderita agar sembuh. Menyelamatkan keluarga, tetangga, maupun rekan ditempat kerja pasien selamat tidak tertular TB. Sangat bahagia bila pengidap TB bisa sembuh.

Berbagai suka duka kader TB tersebut sempat diungkapkan oleh Ai Dewi Rahmawati bersama rekan-rekanny sesama kader TB dari berbagai wilayah  puskesmas di Ciamis kepada Ir H Herry Dermawan, anggota DPRD Jabar dari Fraksi PAN asal Dapil Jabar XIII di sebuah rumah makan Hj Imi di Burlong Ciamis, Sabtu (24/12) lalu.  (andri m dani).

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved