200 Pengungsi Banjir Bandang Sawahdadap Sumedang Mengeluh Sakit, Hipertensi hingga Diare
Ratusan pengungsi banjir bandang di Desa Sawahdadap, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, mulai mengeluhkan sakit.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang
TRIBUNJABAR, SUMEDANG - Sepekan berada di pengungsian dengan alas tidur seadanya membuat ratusan pengungsi banjir bandang di Desa Sawahdadap, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, mulai mengeluhkan sakit.
Sakit yang dikeluhkan kepada tim medis yang berjaga 24 jam di lokasi pengungsian rata-rata sakit kepala, hipertensi, pegal-pegal, dan sulit tidur.
Satu di antara pengungsi bahkan sampai dirujuk ke RSUD Cicalengka.
Jumat (23/12/2022) siang, dua orang petugas kesehatan berkeliling di area pengungsian di Balai Desa Sawahdadap.
Baca juga: UPDATE Normalisasi Sungai Cisurupan Pasca-Banjir Bandang di Sawahdadap, Sumedang
Pasca-banjir bandang Sabtu (17/12/2022) ada empat pengungsian yang disediakan pemerintah.
Dua orang petugas medis dari Puskesmas Sawahdadap itu menghampiri seorang perempuan tua pengungsi.
Perempuan itu mengeluhkan sering sakit kepala.
Setelah dicek tensi darah, diketahui tekanan darahnya tinggi. Dua petugas medis itu kemudian menyarankan agar perempuan itu jangan kekurangan tidur.
"Jangan banyak pikiran juga, ya. Rumah yang di atas pasti lumpur-lumpurnya dibersihkan petugas. Emak yang tenang," kata Reni Nur Apriani, petugas dari Puskesmas Sawahdadap itu.
Baca juga: Banjir di Sumedang, Dramatis, Bayi Masih Dibedung Berhasil Dievakuasi dalam Baskom
Dia mengatakan rata-rata penyakit yang dikeluhkan memang disebabkan oleh kurang tidur.
Menurutnya, ratusan orang yang mengeluhkan sakit itu didominasi oleh oramg tua.
Namun, ada pula anak-anak yang mengeluh diare.
"Kami berkeliling terus, kami sediakan obat juga. Kalau pengungsi tak bisa ke tempat di mana kami mengadakan pemeriksaan, kami yang mendatanginya," kata Reni. (*)