Ibu Hamil Harus Pemeriksaan Dini Sebelum Lahiran Untuk Mencegah Cacat Bawaan pada Bayi

Cacat bawaan pada anak kerap jadi kekhawatiran para ibu hamil. Pemeriksaan pra lahiran pun jadi pilihan untuk menghindari cacat bawaan.

Editor: Mega Nugraha
Pixabay
Ilustrasi bayi yang dikubur hidup-hidup oleh ibunya di Purwakarta 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Cacat bawaan pada anak kerap jadi kekhawatiran para ibu hamil. Pemeriksaan pra lahiran pun jadi pilihan untuk mencegah cacat bawaan.

Dokter Obgyn RS UKM Bandung, dr Aloysius Suryawan, mengatakan, pihaknya fokus pada penananganan penyakit ibu dan bayi, terutama mencegah cacat bawaan. Salah satuya dengan pemeriksaan dini bagi pasangan menikah dan ibu hamil.

“Gizi itu penting sekali dalam kehamilan. Karena kalau ibu itu gizinya bagus, anaknya pun diharapkan bagus. Kalau ibunya kurus, kurang makan, pasti anaknya juga akan alami gangguan gizi,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/12/2022).

Baca juga: Edukasi Kesehatan Dukung Masyarakat untuk Bijak Konsumsi Obat dan Makanan pada Anak

Pemeriksaan dini pra kelahiran bayi salah satunya lewat prenatal skrining.

"Jadi jangan lupa, dengan pasangannya ke RS UKM untuk melakukan prenatal skrening. Kemudian setelah positif (hamil), kita akan periksa lagi, supaya ke depannya anak atau buah hati tumbuh sehat tanpa cacat bawaan,” kata dia.

Tim Dokter RS UKM Bandung
Tim Dokter RS UKM Bandung (Istimewa)

Dokter Anak RS UKM dr. Chandni P. Daryanani, Sp.A menerangkan bahwa pihaknya fokus pada pencegahan.

“Kita fokus kepada pencegahan. Kalau misalnya sudah lahir ada cacat bawaan salah satunya Hidrosefalus itu, tetap kita bisa memastikan anak itu bertumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satunya adalah dengan memantau pertumbuhan dan perkembangan setiap bulan,” katanya.

Chandni juga menambahkan, pengawasan dan pemantauan yang dilakukan setiap bulan itu, agar nantinya dapat diambil penanganan dini dengan langkah-langkah medis yang diperlukan apabila gejala penyakit berkembang.

Chandni juga mengatakan, anak yang mempunyai cacat bawaan dapat hidup normal dan mandiri. Perkembangan seperti anak normal menurutnya, tergantung dari proses penanganan medis yang dilakukan.

“Tetap ada harapan. Perkembangannya seperti anak normal itu tergantung dari prosesnya selama dia ditangai bedah syaraf dan lainnya. Setiap anak mungkin berbeda,” katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved