Gempa Bumi di Cianjur

Lahan untuk Relokasi Korban Gempa Cianjur Luasnya 16 Hektare, Ada di 3 Kecamatan

Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pihaknya sudah mengusulkan lahan yang akan mereka pergunakan untuk relokasi itu ke BNPB

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Ravianto
Tribun Jabar
Bupati Cianjur, Herman Suherman sudah mengusulkan lahan yang akan mereka pergunakan untuk relokasi korban gempa Cianjur ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - PEMERINTAH Kabupaten Cianjur menyiapkan lahan seluas 16,5 hektare di tiga kecamatan bagi warga yang terdampak gempa Cianjur.

Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pihaknya sudah mengusulkan lahan yang akan mereka pergunakan untuk relokasi itu ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 

Lahan yang diusulkan tersebut, ujar bupati, tersebar di beberapa lokasi.

Pertama, di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku seluas 2,5 hektare.  Berikutnya di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, seluas 10 hektare. 

"Serta di Desa Mande, Kecamatan Mande, seluas 4 hektare," ujarnya, Selasa (29/11). 

Saat ini, ujar Bupati, tim sudah mulai bergerak untuk melakukan penataan lahan di Desa Sirnagalih.

Kampung Ciseupan, Desa Sirnagalih, RW 10, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Senin (28/11/2022).
Kampung Ciseupan, Desa Sirnagalih, RW 10, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Senin (28/11/2022). (Tribun Jabar/ Adi Ramadhan)

"Mudah-mudahan dari Kementerian PUPR bisa mempercepat proses pembangunan rumah bagi warga terdampak gempa," ujarnya.

Herman mengatakan, pihaknya juga masih menunggu kajian BMKG terkait relokasi ini.

"Sementara warga yang akan direlokasi  yaitu warga di Kecamatan Cugenang,  yakni warga Desa Sarampad, Desa Cijedil, dan Mangunkerta," ujarnya.

Baca juga: Hari ke-10 Gempa Cianjur, Tim SAR Masih Fokus di 3 Titik, Warung Sate Shinta dan 2 di Desa Cijedil

Bupati mengatakan, selain mempersiapkan relokasi, tim gabungan juga terus melakukan verifikasi rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi. 

"Selama dua hari ini sudah 3.500-an rumah yang telah diklasifikasikan, semoga dalam waktu dekat semuanya bisa tercatat dengan terperinci sesuai dengan rencana kita," ujarnya.

Sejumlah pengungsi di Kecamatan Cugenang, kemarin mengaku masih enggan untuk mengikuti relokasi. Mereka enggan jauh dari kampung halaman karena merasa sudah betah. Mereka memilih merintis kembali semuanya dari awal di lokasi semula setelah bencana mereda dan kondisi pulih lagi.

Mereka mengatakan, beberapa tempat usaha, seperti bengkel, warung, dan lainnya, juga berada dekat dengan rumah mereka. Jika harus menempati tempat baru mereka mengaku masih kebingungan.

"Untuk keluarga kami agak berat meninggalkan kampung halaman di sini. Semua memang hancur, banyak rumah tetangga juga hancur, tapi sementara ini kami masih agak berat meninggalkan kampung halaman," ujar Risma Puspita Dewi (24), pengungsi asal Kecamatan Cugenang, saat ditemui di Posko RT 05/03, Kampung Cirumput.

Hal senada dikatakan oleh Dede Mustika (23). Keluarganya juga memilih tenda posko darurat untuk tinggal sementara sampai suasana pulih dan membangun kembali perekonomian keluarga.

"Usaha suami saya juga dekat sini, jadi kami agak berat untuk meninggalkan kampung halaman ini," kata Dede.

Dua orang warga lainnya, Ika Subaekah (47)  dan Ai Hasanah (38), juga hanya melamun ketika ditanya jika harus pindah dari Kampung Cirumput.

Ai mengatakan, meski perekonomian keluarganya ikut ambruk karena bengkel suaminya terdampak gempa, ia memiliki harapan besar ke depannya.

"Kalau saya, suami kerja di bengkel. Meski bengkelnya ambruk, akan kami rintis kembali," ujarnya.

Ujang Wandi (43), warga Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, juga mengaku tak ingin direlokasi ke tempat mana pun. 

"Sepertinya tidak ya, karena mau bagaimana pun bencana alam seperti ini tidak bisa dicegah dan tidak ada yang menjamin di sana pun akan aman," ujarnya.

Aah (31), tetangga Ujang, juga mengatakan hal serupa. Ia mengaku tak bersedia mengikuti relokasi.

"Warga di sini kebanyakan berprofesi sebagai perajin alat pancing. Kalau misalkan pindah, bagaimana mata pencaharian kami," tanya Aah.

Aah berharap pemerintah memberikan solusi lain, selain merelokasi. 

"Lebih baik membangun kembali di sini saja. Menurut saya lebih baik, semoga saja ada bantuan dan rezekinya,"  ujarnya.(fauzi noviandi/adi ramadan/ferri am)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved