Gempa Bumi di Cianjur

Pengungsi Gempa Cianjur Dijatah Makan Sehari Dua Kali, Bantuan Makanan Belum Banyak yang Masuk

Pasokan makanan untuk para korban gempa di Kabupaten Cianjur belum sepenuhnya masuk sesuai kebutuhan para pengungsi.

Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Nazmi Abdurrahman
TNI AU dari Lanud Husein Sastranegara mengirimkan bantuan logistik untuk korban bencana di Kabupaten Cianjur, menggunakan pesawat Helikopter Super Puma dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sandjaja. 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Pasokan makanan untuk para korban gempa di Kabupaten Cianjur belum sepenuhnya masuk sesuai kebutuhan para pengungsi.

Warga korban gempa di Kabupaten Cianjur yang menghuni tenda pengungsian masih membutuhkan dukungan bahan makanan dan bantuan logistik lainnya selama dalam kondisi darurat pasca gempa Cianjur saat ini.

Satu di antaranya warga yang tinggal sementara di tenda pengungsian di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.

Rumah-rumah warga di kampung ini sudah hancur porak-poranda akibat gempa bumi yang terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu.

Akses jalan yang menuju kampung tersebut juga terputus.

Hal ini membuat penyaluran bantuan untuk di wilayah tersebut terhambat.

Pengungsi gempa bumi Cianjur di Kampung Cikamunding RT03/10, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur saat memasak mie instan, Kamis (24/11/2022).
Pengungsi gempa bumi Cianjur di Kampung Cikamunding RT03/10, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur saat memasak mie instan, Kamis (24/11/2022). (TRIBUNJABAR.ID/FAUZI NOVIANDI)

Ketua RT setempat, Ujang Mulyana mengungkapkan, di wilayah tersebut terdapat tiga titik posko penghuni yang diisi lebih dari 300 jiwa.

Karena penyaluran bantuan logistik ke wilayahnya terhambat, para pengurus lingkungan harus mencari cara agar masyarakat tercukupi meskipun logistik yang masuk masih minim.

"Ini dikasih jatah makan engga full sehari tiga kali, cuma dua kali, karena kami menjaga stok persediaan makanan," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Kapolres Imbau Warga Sumedang Tak Menggalang Dana Bantuan Korban Gempa Cianjur di Tengah Jalan Raya

Selain harus mengurangi porsi jadwal makan, sejak hari pertama gempa bumi hingga memasuki hari keempat pasca gempa ini masyarakat terpaksa harus mengkonsumsi mie instan setiap hari.

Hal tersebut juga dirasakan warga, karena bantuan logistik yang diterima oleh warga saat ini baru berupa makanan instan.

Padahal, dengan mengonsumsi mie instan setiap hari, tidak baik untuk kesehatan.

Warga mengkonsumsinya agar tetap bertahan hidup.

"Makannya nasi sama mie, terus telor paling yang udah masuk mah, kalau lauk pauk mah belum," katanya.

Dengan pasokan logistik yang belum maksimal, persediaan makanan di wilayab tersebut semakin menipis.

"Ini karena akses jalannya yang masih sulit, jadi yang kesini bener-bener yang maksain, stok makanan masih tersedia untuk tiga hari," ungkapnya.

Selain membutuhkan bantuan logistik, msyarakat juga membutuhkan air bersih untuk kebutuhan MCK, sebab saat ini di wilayah tersebut aliran airnya keruh.

"Iya pake air keruh untuk nyuci, kalau mandi sementara ini pengungsi masih belum berani mandi, mungkin ada juga berusaha untuk cari air yang bersih di sumur-sumur," katanya.

Saat ini pengurus wilayah setempat terus berupaya untuk membuka jalan menggunakan eksavator kecil agar bisa kembali dilalui kendaraan.

Dengan begitu, akes mobilitas di Kampung Cisarua bisa dengan mudah dilalui dan warga di wilayah setempat bisa mendapatkan bantuan logistik yang cukup.

Laporan Reporter Muamarrudin Irfani | Sumber: Tribunnews Bogor

Berita Tribunjabar.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved