Gempa Bumi di Cianjur

Korban Gempa Cianjur Pasang Pengumuman "Ini Bukan Wisata Bencana", Banyak yang Datang untuk Selfie

Kondisi Cianjur yang porak poranda pascagempa Senin lalu, rupanya tak hanya memicu ribuan relawan untuk datang ke sana dan memberikan bantuan.

Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/DEANZA FALEVI
BUKAN WISATA- Pengungsi di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, memasang tulisan 'Ini Bukan Wisata Bencana' di depan posko pengungsian. 

TRIBUNJABAR.ID - Kondisi Cianjur yang porak poranda pascagempa Senin lalu, rupanya tak hanya memicu ribuan relawan untuk datang ke sana dan memberikan bantuan.

Ada juga yang datang untuk sekadar melihat-lihat dan berfoto di antara puing.

"Sejak hari pertama banyak orang-orang yang melintas berhenti buat memvideokan kondisi di sini bahkan berswafoto sambil ketawa-ketawa dari dalam mobil.

"Malah ada yang turun mau melihat jenazah yang belum dikuburkan hanya untuk foto-foto," ujar Leka, Koordinator Posko Bencana di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis (24/11).

Baca juga: Update Korban Gempa Cianjur, 272 Orang Meninggal Dunia, 39 Orang Masih dalam Pencarian

Selain tak etis, ujar Leka, ulah mereka juga sangat mengganggu upaya evakuasi dan distribusi bantuan.

"Jadi terhambat, bantuan tidak masuk ke desa terdampak. Di sini banyak yang belum mendapat bantuan pada hari pertama dan kedua pascabencana gempa. Baru di hari keempat, pendistribusian bantuan terpenuhi," ujarnya.

Jaka, pengungsi di Posko Kampung Longkewang, juga mengatakan hal senada.

"Mungkin mereka ada tujuannya juga ingin membantu. Tapi kalau bantuannya tidak terlalu banyak, kan bisa disalurkan ke relawan yang memang bertugas untuk mendistribusikan bantuan," ujarnya.

Para pengungsi yang geram akhirnya membuat papan pengumuman dari karton yang mereka pasang persis di depan posko pengungsian di pinggir jalan. Tulisannya besar-besar. "Ini Bukan Wisata Bencana".

Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan banyak lokasi yang terdampak gempa di Cianjur jadi sulit untuk dilalui karena banyak warga yang berbondong-bondong datang ke lokasi bencana.

"Ini bencananya, lokasinya 15 kecamatan, banyak jalannya kecil-kecil, tempatnya terpencil, sehingga kalau masyarakat datang sendiri berbondong-bondong ke sana, tentu saja ini membuat jalanan macet, membuat program-program dan kegiatan penanganan pengungsi, pendistribusian logistik, ini terhambat," katanya.

Ia meminta siapapun yang tidak berkepentingan untuk sementara tidak datang dulu ke lokasi bencana karena akan mengganggu penanganan di sana.

Pengungsi gempa bumi Cianjur di Kampung Cikamunding RT03/10, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur saat memasak mie instan, Kamis (24/11/2022).
Pengungsi gempa bumi Cianjur di Kampung Cikamunding RT03/10, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur saat memasak mie instan, Kamis (24/11/2022). (TRIBUNJABAR.ID/FAUZI NOVIANDI)

"Kalau datang ke daerah bencana dengan tujuan membantu silakan. Bencana ini bukan untuk dilihat, bukan menjadi tempat wisata, tetapi bencana ini adalah sesuatu yang harus dipecahkan bersama," kata Suharyanto.

Pemberian bantuan, ujar Suharyanto, sebaiknya dilakukan terpusat melalui posko utama. "Jangan sendiri-sendiri ke tempat lokasi," ucap Suharyanto.(deanza falevi/fauzi)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved