Mengenal Asal Usul dan Jenis Angklung Khas Jawa Barat, Perkembangannya Tak Lepas dari 2 Orang Ini
Perkembangan angklung di Jawa Barat tak lepas dari peran Daeng Soetigna dan Udjo Ngalagena.
TRIBUNJABAR.ID - Google Doodle hari ini, 16 November 2022 menampilkan ilustrasi animasi enam orang dengan pakaian adat berbeda namun mempunyai satu kesamaan.
Satu kesamaan tersebut yaitu mereka membawa angklung. Diketahui, Hari Angklung Sedunia diperingati pada 16 November setiap tahunnya.
Dikutip dari google.com, penetapan Hari Angklung Sedunia ini ditetapkan oleh UNESCO tahun 2010.
Perkembangan angklung di Jawa Barat tak lepas dari peran Daeng Soetigna dan Udjo Ngalagena.
Daeng Soetigna merupakan Bapak Angklung Diatonis Kromatis.
Sementara Udjo Ngalagena yang berperan mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog dan salendro.

Inilah dua tokoh penting dari Jawa Barat yang berperan dalam perkembangan angklung.
Berikut ini dua tokoh dari Jawa Barat dan perannya dalam perkembangan angklung, dikutip dari Peta Budaya Kemendikbud.
Daeng Soetigna
Oada tahun 1938, Daeng Soetigna menciptakan angklung dengan tangga nada diatonis.
Angklung inovasi Daeng Sutigna berbeda dengan angklung pada umumnya yang berdasarkan tangga nada tradisional pelog atau salendro.

Berkat inovasinya, perajin Angklung dapat membuatnya dengan leluasa agar bisa dimainkan harmonis bersama alat-alat musik Barat.
Bahkan, angklung bisa disajikan dalam bentuk orkestra.
Pada November 2010, PBB melalui UNESCO mengakui angklung sebagai warisan dunia yang harus dilestarikan.
Udjo Ngalagena