Dapur Mikhayla, Tempat Kuliner di Bandung Ini Raup Jutaan Rupiah per Hari dari Bakso, Ini Rahasianya
Dapur Mikhayla di Jalan Laswi Majalaya dengan menu utama bakso yang belum sebulan berdiri sudah bisa meraup omzet hingga jutaan rupiah per hari
Penulis: Nappisah | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dapur Mikhayla dengan menu utama bakso ini belum satu bulan berdiri namun sudah bisa meraup omzet hingga jutaan rupiah per hari.
"Tanggal tujuh November baru satu bulan. Omzet per hari dari hari Senin sampai Kamis bisa Rp 6-7 juta, Jumat, Sabtu, Minggu sampai 11-13 juta, biasanya paling rame hari Sabtu bisa sampai Rp 13 juta," ujar Ani (36), Pemilik Kedai Mikhayla saat ditemui Tribunjabar.id, Sabtu (5/11/2022).
Dapur Mikhayla terletak di Jalan Laswi No. 70, Desa Sukamukti, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.
Menyajikan aneka macam bakso dan tetelan komplet merupakan ciri khas dari kedai ini. Buka dari jam 11 siang sampai 8.30 malam.
"Dibanyakin macam dan jenisnya agar pelanggan kalap, bisa pilih sendiri, bukan kita yang atur porsinya, lumayan jadi satu porsi itu banyak aneka pilihannya tergantung selera," ujarnya.
Baca juga: Ada Nasi Liwet dan Bakso Dalam Dawegan di Pangandaran, Hanya Bisa Dipesan di Rumah Pembuat
Menurut Ani, aneka bakso yang tersedia di Kedai Mikhayla, yakni bakso urat, bakso cincang, bakso kerikil, bakso telur, bakso mercon, bakso aci, bakso selimut telur, bakso jamur, bakso jamur salju, bakso bawang, bakso cumi, bakso usus sapi, bakso ati sapi dan bakso mozzarella.
Tambahan topping ada tulang rangu, urat sapi, daging sapi, jando sapi, udang, kikil, cumi, ceker, dan aneka jenis suki.
"Awalnya buat menu satu porsi harga Rp 25 ribu dapat bakso, bihun, babat, tetelan, dan ceker, sekarang pembeli bebas memilih sendiri," ujarnya.
Selain aneka macam bakso yang lengkap, Kedai Mikhayla ini memiliki ciri khas yaitu kuah kaldu dan kuah tomyam.
"Yang membedakan kuah tomyam, soalnya jarang jualan bakso pake kuah itu, ternyata banyak peminatnya" katanya.
Ani menambahkan, latar belakang ia membuka Dapur Mikhayla ini karena menyukai bakso dan mempunyai pengalaman di bidang kuliner.
"Karena orangtua punya warung nasi, tapi ingin beda dari usaha orang tua, saya pikir di Majalaya belum banyak aneka macam bakso jadi saya kreasikan dengan meracik sendiri," ujar Ani.
Baca juga: VIDEO Bang Baron Tukang Bakso Nyentrik, Jualan Bakso Pakai Dasi dan Kemeja dan Langganan Ibu-ibu
Berjualan bakso ini, awalnya Ani mengaku hanya ikut event tertentu, namun respons masyarakat positif membuat Ani memutuskan untuk membuka Dapur Mikhayla.
"Dapat tawaran buka di foodcurt mall, tapi ya harus ngontrak, akhirnya buka di rumah sendiri," katanya.
Harga bakso dimulai dari kisaran Rp 2 ribu sampai Rp 10 ribu per buah.
Mengantisipasi harga kebutuhan naik, Ani berencana menaikan harga bakso yang dijualnya.
"Mengikuti harga bahan juga ya, karena kalo harga bahan naik, porsi bakso dikurangin jadi kurang laku, lebih baik naik harga daripada merubah ukuran bakso," ujarnya.
Dalam waktu dekat, Ani mengaku akan membuat menu baru diantaranya, mie ngaco, spaghetti tulang, dan mie tulang.
"Dari bahan bakso lumayan sisa tulang piletan ayam daripada dibuang bisa diolah kembali bisa dijual," ujar Ani.
Ani berencana dalam memasak pesanan tersebut bisa disaksikan oleh pembeli.
"Untuk menarik pembeli juga, kalo masak di dapur sudah biasa," katanya.
Dapur Mikhayla dalam satu hari menghabiskan 30 kilogram daging untuk olahan bakso.
"Bahan bakso ada yang dicampur dengan ayam dan udang, daging olahan sapi tidak dicampur juga ada, tergantung dari jenis bakso," ujar Ani.
Baca juga: Berterima Kasih Kepada Warga Karawang, Pedagang Mi dan Bakso Gratiskan 3.890 Porsi, Bupati Apresiasi
Ani menambahkan, waktu pertama buka ia mencoba promo potongan 40 persen dengan syarat menambahkan pertemanan di Facebook, posting video dan menandai Dapur Mikhayla promo di sosial media.
"Kebanyakan pembeli tahu dari mulut ke mulut," katanya.
Harapan Ani bisa membuka peluang pekerjaan untuk saudara maupun tentangga sekitar.
"Sekarang ada parkir karena ramai pembeli, tetangga sekitar bisa ikut cari nafkah dari hasil parkir, jika ramai lumayan ada efek ke yang lain," ujarnya.
Ani dibantu oleh enam orang pegawai, kendati demikian ia merasa kewalahan dan sedang mencari pegawai untuk membantu ia berjualan.
"Mau tidak mau, bisa tidak bisa harus beres pakai tenaga sendiri," katanya. (*)