Mahasiswi Buang Bayi
Nestapa Pembuang Bayi di Ciamis, Bertemu Laki-laki di Halte Lalu Berhubungan, Panik Karena Tak Haid
Kasus pembuangan bayi di Ciamis, ternyata berawal saat J bertemu laki-laki di halte bus kemudian diajak berhubungan badan. Sebulan kemudian J tak haid
Penulis: Andri M Dani | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Nestapa yang dialami J (18) seorang mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi di Ciamis yang kini menjadi tersangka kasus pembuangan bayi di selokan Anyar, Kelurahan Sindangrasa Ciamis, ternyata berawal dari hal ini.
Dari informasi yang diperoleh Tribunjabar.id, pada pertengahan Februari 2022, J bertemu seorang laki-laki di sebuah halte bus. Mereka sudah janjian.
Pada hari tersebut J diajak ke rumah laki-laki tersebut.
Mereka sempat berhubungan suami-isteri.
Malam harinya, J diantar pulang ke rumahnya di Kelurahan Sindangrasa Ciamis.
Bulan Maret, J tidak haid, padahal sudah saatnya datang bulan.
J kemudian mencoba membeli minuman semacam jamu untuk pelancar haid.
Tapi sampai bulan Mei, J tak kunjung datang bulan.
Kemudian pada bulan Agustus, J merasakan ada yang bergerak-gerak di dalam perutnya. Padahal J tidak merasakan hamil, karena perutnya tidak membesar (buncit).
Tapi karena penasaran, J mencoba shearching di google lewat HP androidnya.
Dan menemukan artikel yang menyebutkan bahwa kalau ada sesuatu yang bergerak-gerak dalam perut dalam kondisi tidak kunjung haid, sebagai pertanda sedang hamil dengan jabang bayi usia sekitar 4 bulan sampai 6 bulan dalam kandungan.
J tentu saja panik dan bingung. Mencoba berfikir untuk menggugurkan kandunganya. Tapi tidak tahu caranya.
Baca juga: Sempat Menangis, Bayi Dibuang Telungkup di Selokan, Mahasiswi Ciamis Ini Terancam 15 Tahun Penjara
Akhirnya sampailah pada hari Kamis (27/10) sekitar pukul 11.00 siang, J merasakan ada kontraksi di perutnya. Dan perutnya makin sakit. J mulai memikirkan untuk melahirkan.