Mahasiswi Buang Bayi
Nestapa Pembuang Bayi di Ciamis, Bertemu Laki-laki di Halte Lalu Berhubungan, Panik Karena Tak Haid
Kasus pembuangan bayi di Ciamis, ternyata berawal saat J bertemu laki-laki di halte bus kemudian diajak berhubungan badan. Sebulan kemudian J tak haid
Penulis: Andri M Dani | Editor: Darajat Arianto
Malam harinya, Kamis (27/10) sekitar pukul 19.00 J dengan perutnya semakin sakit J berjalan ke arah persawahan di Blok Lembur Heuleut yang jauh dari pemukiman warga.
Di persawahan yang mulai tumbuh semak belukar setelah masa panen tersebut, J mulai mengambil posisi seperti orang bersalin dengan melepas celana pendek dan celana dalam yang dipakainya.
Sekitar 30 menit kemudian, J melahirkan bayi mungil berjenis kelamin perempuan.
Dengan proses persalinan seorang diri tanpa dibantu siapapun.
Bayi tersebut sempat menangis, kemudian pelaku memasukkan dua jarinya ke mulut bayi dan menekan dagunya.
Dengan memasukan bayi ke dalam pakaiannya, J yang baru saja melahirkan tersebut berjalan ke arah selokan Anyar yang berada di Blok Nagrag sekitar 500 meter dari rumahnya.
Di selokan tersebut, J sempat membersihkan bayi yang baru dilahirkannya yang badannya sabagian kena lumpur.
Saat itu bayi sempat menangis, lagi-lagi J memasukkan dua jari ke mulut bayi dan menekan dagunya sehingga bayi tidak menangis lagi.
Baca juga: Pembuang Bayi di Selokan Anyar Ciamis Ternyata Mahasiswi, Polisi Kantongi Identitas yang Menghamili
Kemudian terpikir bagi J untuk membuang bayi tersebut di selokan Anyar yang airnya tidak terlalu deras, hanya sekitar 25 cm ketinggian airnya.
Saat malam hari tersebut J menghanyutkan bayi yang baru dilahirkannya dalam kondisi tertelungkup dan tidak mengeluarkan suara lagi.

J sempat menyaksikan bayi nya yang hanyut. Dan sempat pula menghubungi seorang temannya menanyakan pembalut wanita.
Sekitar pukul 20.30 Kamis (27/10) malam itu, J mampir ke rumah temannya tersebut dengan kondisi celana yang basah.
Di rumah temannya tersebut J menginap dan meminjam CD dan celana sebagai salin. Semalaman J tidak bisa tidur di rumah rekannya tersebut.
Esok harinya, Jumat (28/10) sekitar pukul 06.30 J pulang ke rumahnya sembari melewati rumah tetangganya yang banyak orang melayat karena ada tetangganya yang meninggal. J terus berlalu, masuk ke rumahnya.
Meski sempat mendengar ada orang yang bercerita tentang penemuan bayi di selokan Anyar.