Penutupan Jembatan KA Cirahong Ciamis Ditunda Hingga Akhir Pekan, Perlu Ada Sosialisasi ke Warga
“Warga minta waktu seminggu untuk sosialisasi terlebih dahulu. Setelah dilakukan musyawarah dengan tim dari Daop 2 Bandung"
Penulis: Andri M Dani | Editor: Adityas Annas Azhari
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Rencana penutupan Jembatan Ciharong yang semula dijadwalkan, Selasa (1/11) ini. Namun, atas permintaan warga, ditunda sampai hari Jumat (4/11) atau Sabtu (5/11).
“Rencananya semula akan ditutup hari ini (Selasa, 1/11). Tapi atas permintaan warga, akhirnya ditunda sampai hari Jumat (4/11) atau Sabtu (5/11),” ujar Dadan, anggota BPD Desa Pawindan yang juga tokoh pemuda setempat kepada Tribun, Selasa (1/11).
Menurut Dadan, rencana penutupan Jembatan Cirahong tersebut terkesan mendadak. “Spanduk pengumumannya dipasang Senin (31/10) sore. Sementara rencana penutupan total Jembatan Cirahong akan dilakukan Selasa (1/11). Jadi terkesan mendadak. Terlalu cepat,” katanya.
Akhirnya perwakilan pemerintahan desa dan BPD serta tokoh pemuda dan tokoh masyarakat dari Desa Pawindan dan Desa Panyingkiran, Ciamis, Senin (31/10) malam tersebut bertemu Tim dari PT KAI Daop 2 Bandung.

“Warga minta waktu seminggu untuk sosialisasi terlebih dahulu. Setelah dilakukan musyawarah dengan tim dari Daop 2 Bandung, akhir penutupan Jembatan Cirahong ditunda sampai Jumat atau Sabtu (5/11/2022). Jadi perlu ada sosialisasi dulu kepada warga dan pengguna jalan,” katanya.
Rencana penutupan Jembatan Cirahong dan tidak boleh dilewati oleh sepeda motor, pejalan kaki dan pengguna sepeda kali ini adalah untuk kegiatan perawatan dan pemeliharaan jembatan KA yang dibangun tahun 1893 tersebut.
Baca juga: Pria Indihiang Tasikmalaya Terjun dari Jembatan Cirahong Setinggi 66 Meter, Ini Akhir Ceritanya
Biasanya pada kegiatan pemeliharaan dan perawatan Jembatan Cirahong tersebut seperti yang dilakukan tahun 2021 juga melibatkan warga dan pemuda setempat.
“Sekarang juga demikian akan melibatkan warga dan pemuda dari dua desa, Pawindan dan Panyingkiran. Kegiatannya juga sama yakni perawatan dan pemeliharaan jembatan. Akan ada penggantian rentangan baja yang sudah korosi (karatan) dan pengecatan. Dan itu diawali dengan pembongkaran bantalan kayu terlebih dahulu,” ujar Dadan.
Baca juga: Mulai 1 September Mobil Dilarang Lewat, Jembatan Cirahong Hanya untuk Ini
Sebelumnya Manejer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardoyo kepada Tribun menyebutkan, Jembatan Cirahong akan ditutup total mulai Selasa (1/11) ini karena akan dilakukan perawatan lanjutan.
Jembatan Cirahong ditutup total karena papan bantalan jembatannya harus dibongkar agar bisa dilakukan perawatan baja jembatannya agar tidak mudah korosif.
Baca juga: Pertama Dalam Sejarah, Bendera Merah Putih Raksasa Terbentang di Jembatan KA Cirahong yang Melegenda
Jembatan KA Cirahong (BH 1290) sepanjang 202 meter yang berada di atas lembah Sungai Citanduy (KM 283+745) antara Ciamis dan Manonjaya (Tasikmalaya) tersebut dibangun tahun 1893 oleh Staatspoorwagen.
Jembatan ini unik, dan satu-satunya di Indonesia sebagai jembatan KA yang berfungsi ganda (double decker). Di atasnya merupakan jembatan lintas KA dan di bawah jembatan untuk kendaraan.
Baca juga: Wagub Jabar Sudah Rencanakan Bangun Jembatan Batman Jauh Sebelum Jembatan Cirahong Ditutup
Atas pertimbangan keselamatan dan kenyamanan perjalananan KA , diumurnya yang ke-128 tahun 2021, setahun lalu, Jembatan Cirahong sempat ditutup total untuk perbaikan dan perawatan.
Ditutup total selama sebulan mulai tanggal 1/7 sampai 31/7/2021 untuk perbaikan dan perawatan. Kemudian lakukan uji coba pembebanan selama sebulan (mulai 1/8 sampai 31/8/2021).

Selanjutnya mulai tanggal 1 September 2021, Jembatan Cirahong hanya boleh dilewati pengguna sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki. Dan sejak itu Jembatan Cirahong ditutup permanen untuk lalu lintas mobil( R-4).
Baca juga: Mulai 1 November 2022 Jembatan KA Cirahong Ditutup untuk Pejalan Kaki, Sepeda, dan Sepeda Motor
“Waktu saya lewat tadi pagi dan pulangnya lagi sore hari, Cirahong (jembatan Cirahong) masih normal belum ditutup. Masih bisa lewat,” ujar Tony (30), warga Manonjaya, Tasikmalaya yang sehari-hari bekerja di Ciamis kepada Tribun, Selasa (1/11). (*)