DUH Tahu dan Tempe Akan Kembali Langka, Perajin Tahu dan Tempe Mogok hingga Besok
Kelangkaan terjadi setelah perajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Paguyuban Tahu dan Tempe Jabar kembali mogok berproduksi, sejak Jumat
Iendra mengatakan, kenaikan harga kedelai kali ini tak lepas dari kondisi ekonomi Amerika Serikat yang dengang mengalami inflasi.
"Saya kira itu menjadi salahsatu penyebabnya. Kami juga dapat impor (kedelai) dari Amerika Serikat," katanya.
Kepala Disdagin, Kota Bandung, Elly Wasliah, mengatakan produsen tahu dan tempe di Kota Bandung tak akan mengikuti gerakan mogok berproduksi seperti yang digagas Paguyuban Tahu dan Tempe Jabar.
Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kota Bandung, ujar Elly, sudah menyuratinya dan menyatakan bahwa mereka akan tetap akan berproduksi.
"Semua perajin tahu dan tempe di Kota Bandung tak akan mogok karena para perajin tahu tempe yang masuk ke Kopti sudah mendapatkan subsidi harga kacang kedelai Rp 1000 per kilogram sejak April 2022," ujarnya di Balaikota, Jukemarin.
Hal senada diungkapkan Ketua Kopti Kota Bandung, Asep Nurdin.
Baca juga: Curhat Penjual Tahu Tempe di Majalengka, Diprotes Emak-emak Pembeli karena Ukurannya Makin Kecil
"Kopti bukan tidak setia kawan, tapi Kopti mitra pemerintah dan diberikan kepercayaan untuk menyalurkan bantuan selisih harga sampai Desember mendatang, " ujar Asep melalui sambungan, kemarin.
Meski meminta semua anggota Kpoti Kota Bandung tetap produksi dan berjualan, Asep mengaku tak melarang anggotanya jika mau ikut mogok.
"Tapi,, bagi yang jualan, kemudian ada masalah, misalnya diganggu, kami akan berikan bantuan hukum. Jangan sampai terjadi ada kekerasan kepada pedagang yang berjualan," ujar Asep.
Pedagang tahu dan tempe di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Neng Siti (30) mengaku bingung dengan aksi mogok para produsen tahu dan tempe ini.
Siti mengaku bingung, karena mendapat dua surat edaran.
"Satu, dari Paguyuban Tahu dan Tempe Jabar yang menyatrakan harus mogok. Dua, edaran dari Kopti yang menyatakan tetap produksi dan boleh jualan, " ujar Siti di lapaknya.
Hingga kemarin, tahu dan tempe masih bisa ditemui di hampir semua pasar tradisional di Kota Bandung.
Harga tahu masih berkisar Rp 5.000-an per kantong, tergantung jenisnya, begitu pula di sejumlah kota dan kabupaten lainnya di Jabar.
"Harganya masih tetap, Rp 5.000 per kantong, belum ada kenaikan. Kalau harga tahu dari pengrajin itu Rp 4,5 ribu per kantongnya," ujar Neneh (58), penjual tahu-tempe di Pasar Muka, Kabupaten Cianjur, kemarin.
Berbeda dengan di Kota Bandung, mogok produksi sudah dilakukan ratusan perajin tahu dan tempe di Kabupaten Ciamis.
“Kami akan berhenti produksi selama tiga hari,,” ujar Kades Cisadap, H Muslih, yang juga perajin tempe ini, kemarin.
Di Desa Cisadap saja, ujar H Muslih terdapat 500 KK perajin tahu dan 10 KK perajin tempe.
Baca juga: Soal Mogok Produksi Tahu Tempe di Jawa Barat, Disperindag Jabar Jelaskan Begini