BPOM Harus Transparan, Yang Menyebabkan Kematian Etilen Glikol Bukan BPA
Zat kimia berbahaya etilen glikol (EG) yang diduga menjadi penyebab kematian puluhan anak di Indonesia akibat gagal ginjal akut masih...
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Zat kimia berbahaya etilen glikol (EG) yang diduga menjadi penyebab kematian puluhan anak di Indonesia akibat gagal ginjal akut masih menjadi perbincangan hangat publik.
Terlebih mengaitkannya dengan rencana diskriminatif Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
BPOM berupaya untuk mengeluarkan kebijakan pelabelan zat kimia Bisphenol A (BPA) pada air minum dalam kemasan (AMDK) galon berbahan polikarbonat.
Sementara Kemasan Plastik polyethylene terephthalate (PET) tidak dilabeli ‘Berpotensi Mengandung Etilen Glikol’.
Baca juga: VIDEO PENJELASAN BPOM RI Terkait Obat Sirop Penyebab Gagal Ginjal Akut, Ada 65 Obat Aman Dikonsumsi
Baca juga: Daftar Baru 65 Obat Sirop yang Aman Dikonsumsi, Dirilis BPOM
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait dan Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mendesak BPOM untuk juga melabeli kemasan PET dengan ‘Berpotensi Mengandung Etilen Glikol’.
Pasalnya, peristiwa keracunan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol menyebabkan kematian lebih dari 100 anak.
Sebaliknya, tidak ada kasus kematian yang terjadi akibat paparan BPA.
Arist Merdeka Sirait meminta BPOM memberikan peringatan berupa pelabelan berpotensi mengandung etilen glikol terhadap kemasan-kemasan pangan berbahan etilen glikol.
“Saya kira kalau memang sudah positif WHO mengatakan yang di Afrika itu bahwa sirup obat batuk itu mengandung etilen glikol dan itu mengakibatkan banyak anak di Afrika meninggal karena gagal ginjal, itu kan sebuah data yang dikeluarkan oleh badan dunia tentang kesehatan,” ujarnya.
Baca juga: Dinkes Indramayu Siapkan Skema Penanganan Kasus Gagal Ginjal Akut Anak, Terkini Belum Terdeteksi
Arist menegaskan Komnas Anak sangat konsen terhadap air minum atau makanan yang berbahaya bagi anak-anak seperti halnya etilen glikol yang disebutkan bisa mengakibatkan gagal ginjal.
Dia mengatakan dalam rilis yang diterima Tribun Jabar, Jumat (28/10/2022) Komnas Anak sangat prihatin terhadap kondisi anak-anak di Indonesia yang saat ini banyak yang menderita gagal ginjal.
Pernyataan serupa disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. Dia juga meminta BPOM untuk melakukan penelitian ulang terhadap semua kemasan pangan yang mengandung bahan etilen glikol.
“Terhadap kemasan pangan yang mengandung etilen glikol, karena itu bisa menyebabkan bahaya kesehatan pada anak-anak seperti yang terjadi di Gambia, BPOM perlu melakukan suatu kajian atau penelitian lagi untuk mengetahui kadar etilen glikol di dalam produknya,” ujarnya. (*)