Lebih dari 1.000 Sekolah di Garut Rusak, Tercatat di Dapodik Cuma 50 Kelas, Pemda Bentuk Tim Khusus
Lebih dari seribu bangunan sekolah di Garut mengalami rusak namun Data Pokok Pendidikan (Dapodik) hanya tercatat 50 kelas yang perlu perbaikan.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Lebih dari seribu bangunan sekolah di Garut mengalami rusak namun Data Pokok Pendidikan (Dapodik) hanya tercatat 50 kelas yang perlu perbaikan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, ia menyebut setelah memeriksa langsung di sejumlah kecamatan ternyata lebih dari seribu bangunan kelas butuh perbaikan.
"Laporan ada 1.198 yang rusak, pas dicek di lapangan memang betul, dibutuhkan segera (perbaikan) karena rusak berat," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Selasa (25/10/2022).
Ia menuturkan data yang didapat dari lapangan tersebut sangat jauh berbeda dengan data kerusakan sekolah yang tercatat di Dapodik.
Data yang tercatat di Dapodik menurutnya dinilai kecil, hanya mencatat 50 kelas saja yang harus segera direhabilitasi.
"Perbedaanya sangat mencolok, data dari Dapodik itu sangat kecil," ungkapnya.
Baca juga: Soal Murid SD Belajar Sambil Ngampar Akibat Sekolah Rusak, Bupati Cianjur Herman Bilang Sabar
Helmi menjelaskan ribuan sekolah yang mengalami kerusakan itu harus segera diperbaiki karena berbahaya dan mengancam para siswa juga guru.
Dari pemantauannya di lapangan, jumlah bangunan sekolah yang rusak paling banyak terdapat di Kecamatan Malangbong.
"Ada yang sudah runtuh juga, ada juga yang mengancam anak-anak, bisa runtuh," ucapnya.
Pemkab Garut menurutnya sudah membentuk tim khusus untuk melakukan pendataan lanjutan terkait banyaknya bangunan sekolah di Garut yang mengalami kerusakan.
Tim khusus tersebut terdiri dari Dinas PUPR, Dinas Perkim, Inspektorat Daerah dan pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
Baca juga: Disapu Angin Puting Beliung, Satu Bangunan Sekolah di Bandung Barat Rata dengan Tanah
Dalam dua tahun kedepan, ujar Helmi, pihaknya mengupayakan perbaikan bisa selesai memanfaatkan dana APBD dan CSR.
"Jadi kita sekarang upayakan semaksimal mungkin. Mudah-mudahan di 2023 juga selesai. Kita manfaatkan dana dari APBD, CSR dari mana-mana kita kumpulkan untuk perbaiki sekolah," ujarnya.(*)