Kasus Gagal Ginjal Akut

Warga Bingung, Mana Obat Sirup yang Aman untuk Anak, Kemenkes Janji Segera Umumkan

Obat-obatan dalam bentuk puyer seperti yang disarankan sering kali susah untuk dikonsumsi anak karena rasanya yang pahit.

Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Muhamad Nandri Prilatama
Sejumlah apotek di Bandung terpantau telah mulai tak melayani pembelian obat jenis sirup, sesuai imbauan dari Kementerian Kesehatan setelah ramainya kasus gagal ginjal akut pada anak. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - PENARIKAN obat-obatan dalam bentuk sirup membuat sejumah warga mengaku kesulitan mendapatkan obat yang untuk sang anak. Sejumlah sirup obat yang ditarik BPOM itu diduga mengandung cemaran etilen glikol yang diduga kuat pemicu gangguan ginjal akut atau gagal ginjal akut yang mematikan.

Obat-obatan dalam bentuk puyer seperti yang disarankan sering kali susah untuk dikonsumsi anak karena rasanya yang pahit.

"Susah, apalagi namanya anak kecil, pasti  lebih mudah minum obat sirup. Apalagi obat sirup kan ada rasa-rasanya juga disukai anak-anak,"  ujar Yunita (24), warga Sindangkasih, Kabupaten Purwakarta, kemarin.

Hal serupa diungkapkan Mona (39), warga Kecamatan/Kabupaten Majalengka.

Selain membuatnya bingung, penarikan obat-obatan dalam bentuk sirup ini juga membuatnya khawatir.

"Pusing jadinya," ujar Mona saat ditemui di salah satu apotek di wilayah Kelurahan Babakan Jawa, Majalengka, kemarin.

Apoteker Puskesmas Cimahi Tengah, Riza Amelia menunjukkan obat sirup parasetamol yang sudah tidak diberikan kepada pasien anak, Kamis (20/10/2022).
Apoteker Puskesmas Cimahi Tengah, Riza Amelia menunjukkan obat sirup parasetamol yang sudah tidak diberikan kepada pasien anak, Kamis (20/10/2022). (TRIBUNJABAR.ID/HILMAN KAMALUDIN)

Kendati demikian, Mona mengaku tetap setuju dengan kebijakan pelarangan sementara peredaran obat sirup yang dicurigai menjadi pemicu penyakit misterius tersebut. 

"Khawatirnya, saya kan sebagai masyarakat tidak paham ya namanya obat.  Jadi harus memang mengikuti aturan pemerintah," ujarnya.

Selama ini, kata Mona, obat sirup kerap menjadi andalannya saat sang buah hati mulai merasakan demam atau flu di rumah. Anaknya kerap menolak jika tidak disodorkan obat selain sirup.

Baca juga: Sudah 133 Anak Meninggal Karena Gagal Ginjal Akut, Memburuk dengan Cepat Setelah 5 Hari

Baca juga: DAFTAR OBAT Sirup yang Ditarik BPOM Karena Mengandung Cemaran Etilen Glikol Termasuk Termorex Sirup

Selain Mona, kekhawatiran juga diungkapkan  Caca (26).

"Jadi takut, khawatir beli obat sirup, gara-gara berita gagal ginjal," kata perempuan pedagang makanan di wilayah Kelurahan Majalengka Wetan ini.

Burhanudin (44), warga Cimahi, berharap pemerintah segera melakukan pengecekan pada semua jenis obat. "Karena ini masalah kesehatan. Tentunya kami kalau membeli obat itu kan untuk kesembuhan atau kesehatan bukan justru menjadi parah," katanya saat ditemui di Jalan Aceh, Bandung, kemarin.

Senada dengan Burhanudin, Nurhalisyah (25) warga asal Kopo. Ia mengaku  menjadi lebih selektif ketika hendak membeli obat untuk anaknya yang masih balita pascaramainya kasus gagal ginjal akut pada anak ini.

"Ya sekarang mah ketika membeli obat itu bertanya-tanya dahulu ke apotekernya dan saya juga membaca komposisi obatnya," katanya.

Menyusul merebaknya gangguan ginjal akut misterius pada anak, puluhan merek obat kini tengah dalam penelitian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Puluhan merek obat itu diteliti karena sempat dikonsumsi pasien yang mengalami gangguan ginjal akut.Menkes) Budi Gunadi Sadikin, obat-obatan tersebut didapat dari rumah pasien. Budi Gunadi mengatakan, pihaknya sudah mendatangi 156 rumah dari 241 pasien gangguan ginjal akut

"Dari 156 itu kita sudah menemukan obat-obat yang ada di lemari keluarga ini yang jenisnya sirup," kata Budi dalam konferensi pers di kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/10). 

Budi mengatakan, Kemenkes akan secepatnya mengumumkan jenis obat sirup yang aman untuk dikonsumsi masyarakat.

"Kami melapor (ke presiden) dan Pak Presiden bilang, 'Pak Menkes dibuka saja biar tenang masyarakat'. Dan kita (akan) lakukan transparansi ke publik," katanya. 

Hal ini disebut juga sudah didiskusikan bersama Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), ahli farmakologi, hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

"BPOM nanti akan lihat dari sekian ribu atau sekian puluh ribu ini obat-obatan sirup, mana yang tidak ada polietilen glikol-nya. Itu nanti akan dibuka. Jadi harapan weekend ini, ya," ujar Budi. (deanza/eki yulianto/nandri/kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved