Politisi PDIP Ingatkan Ancaman Pengaruh Intoleransi dan Radikalisme di ASN
Ketua Komisi I DPRS Jabar, Bedi Budiman mengingatkan aparatur sipil negara untuk waspada dengan pengaruh intoleransi dan radikalisme.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Komisi I DPRS Jabar, Bedi Budiman mengingatkan aparatur sipil negara untuk waspada dengan pengaruh intoleransi dan radikalisme.
Menurut politisi PDIP itu, ancaman pengaruh intoleransi dan radikalisme di ASN bisa berpengaruh pada sistem tata negara, semisal pendidikan, keuangan, dan lainnya.
"Ini sangat serius dan semua harus mawas diri," katanya saat menjadi narasumber pada acara pembekalan bagi ASN dengan tema 'Wawasan Kebangsaan' secara daring, Rabu (19/10/2022).
Bedi Budiman mengingatkan, menjelang tahun politik 2024, ASN maupun TNI-Polri, serta kejaksaan dan instrumen lainnya bisa menjadi perekat sekaligus tak terbawa dalam pertarungan politik yang justru bisa menyerang sendi bangsa.
Baca juga: Prajurit TNI AU Turut Antisipasi Dampak Perang Ukraina-Rusia Bagi Negara di Asia Tenggara
"Saat kontestasi politik itu rawan munculnya kasus yang tak cerminkan sikap saling menghormati perbedaan, isu SARA, dan intoleransi. Pemilu 2024 masa kontestasi politik di mana akan ada pemilihan presiden, legislatif, dan kepala daerah serentak. Jadi, tentu bakal berdampak ke suhu politik luar biasa," ujarnya
Dia berharap kepada komponen yang berada di pemerintahan, seperti TNI-Polri, ASN, kejaksaan, dan lainnya agar menjadi katalis atau perekat rakyat Indonesia.
Pemilu 2019, lanjut politisi PDI Perjuangan ini harus menjadi pembelajaran yang saat itu bangsa terpecah karena beda pilihan.
Baca juga: Bacaleg PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon Bakal Jalani Psikotes, Ono Surono: untuk Mengukur Kesiapan
"Saya percaya ASN, TNI, Polri, kejaksaan, dan instrumen lainnya mampu bersinergi menjadi satu kekuatan efektif untuk mengawal masyarakat pada tahun politik. Saya juga percaya karena pada pandemi Covid-19 ternyata sinergitas ASN, TNI, Polri sampai ke lini terbawah menjadi kekuatan yang efektif untuk melakukan penyadaran kepada masyarakat, penegakan aturan, tanggap darurat dan lainnya. Jadi, fitrahnya kami adalah bangsa yang bergotong royong, inilah kekuatan dan kearifan diri kami sebagai bangsa Indonesia," katanya.
Wawasan kebangsaan ini juga dia berharap harus tercermin dalam seorang ASN agar marwahnya kembali muncul. Sebab, ASN bukan hanya seorang profesional yang tanpa nilai-nilai kebangsaannya, bukan hanya sekedar profesional yang melek teknologi. Tetapi, wawasan kebangsaan yang menjadikan jatidirinya sebagai bangsa Indonesia.