Setahun Tragedi Susur Sungai Cileueur Ciamis, Keluarga Tabur Bunga di Tempat 11 Siswa MTs Meninggal

Keluarga memperingati setahun tragedi susur sungai di Sungai Cileueur, Ciamis.

Penulis: Andri M Dani | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Andri M Dani
Keluarga korban tragedi Sungai Cileueur, Ciamis, melakukan tabur bunga tepat di peringatan setahun tragedi tersebut, Sabtu (15/10/2022). 

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS - Masih ingat kejadian yang menggemparkan Ciamis setahun lalu ketika masa pandemi masih mendera?

Ketika itu sebanyak sebelas orang siswa MTs Harapan Baru Cijantung meninggal saat mengikuti kegiatan susur sungai di Sungai Cileueur Jumat (15/10/2021) sore.

Para korban yang juga santri tersebut tenggelam terseret pusaran air Leuwi Ili, di Dusun Wetan, RT 01/01, Desa Utama, Kecamatan Ciamis.

Padahal saat kejadian tidak ada hujan lebat, debit air pun sedang surut dengan suasana arus yang tenang.

Namun ketenangan air di Blok Leuwi Ili Jumat sore tersebut benar- benar menghanyutkan.

Puluhan siswa MTs Harapan Baru Cijantung yang tengah mengikuti kegiatan bebersih dan susur sungai hanyut terseret pusaran arus Sungai Cileueur di Blok Leuwi Ili.

Banyak korban yang berhasil diselamatkan oleh warga yang sedang memancing di sekitar Leuwi Ili.

Namun sebelas orang siswa  tidak berhasil diselamatkan. Ketika dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan dan warga setempat, ke-11 siswa tersebut sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Saat dievakuasi semua korban masih memakai seragam pramuka. Korban terakhir berhasil dievakuasi oleh warga yang penyelaman sekitar pukul 20.00 Jumat malam.

Dan setahun kemudian, tepatnya Sabtu (15/10)/2022) siang sekitar pukul 10.00, sejumlah keluarga korban berdatangan ke lokasi kejadian tragedi susur sungai di Leuwi Ili.

Pihak keluarga yang pertama hadir di lokasi sisi Leuwi Ili Sabtu siang adalah Dede Rohendi dan istri, warga  Jalan Rd Okas Brata Kusumah Lingkungan Karang Ciamis.

Dede merupakan orang tua almarhum Chandra Ryzki Hernawan (12). Dede bersama keluarga hadir sembari membawa karangan bunga dan wadah berisi beragam kembang.

Menyusul kemudian Ny Yani, dari Cimari, Cikoneng, Ciamis, ibunda dari almarhumah Khansaa Khairun Nisa (13).

Kakak dari almarhun Aditya Maulana (12) asal Dusun Mekarsari, Desa Cibadak, Banjarsari, Ciamis, Ai Hindani (28) juga hadir pada kesempatan tersebut.

Para keluarga korban mengenang setahun tragedi susur sungai di Leuwi Ili Sungai Cileueur dengan melantunkan doa.

Mereka juga menebarkan bunga ke Leuwi Ili serta menghanyutkan (melarung) karangan bunga. Ketua RW 01 Dusun Wetan, Ramdani dan sejumlah warga setempat hadir pada kegiatan tabur bunga di Leuwi Ili tersebut.

Di tengah cuaca cerah dan sejuknya suasana di sekitar aliran Leuwi Ili Sabtu siang tersebut, rasa haru pun tak terhindarkan lagi. Tetes air mata dan isak tangis dari pihak keluarga korban pun nyaris tak henti-hentinya.

Terlebih ketika, Dede Rohendi, memimpin doa dan mengungkap kisah singkat kejadian yang telah menimbulkan nestapa di Leuwi Ili tersebut.

 Menurut Dede, musibah yang terjadi Jumat (15/10/2021) sekitar pukul 15.30 sore setahun  lalu itu, tidak hanya telah merenggut nyawa anak sulungnya saja.

Namun 10 siswa lainnya juga meninggal pada kejadian tersebut.  

Yakni M Kafka (12) dari Sukmajaya, Depok;  Alfian Nur (13) Dayeuh Luhur, Cilacap; Khansaa Khairun Nisa (13) dari Cimari Cikoneng, Ciamis; Aldo Maulana (13) dari Cingambul, Majalengka; Siti Jahra (12) Sukmajaya, Depok; Fachrurozy (12), Cigugur Kuningan; Fatah F (12) Keramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat; Dea Rizky (13) Cikijing, Majalengka, Aditya Maulana (12) Cibadak, Banjarsari, Ciamis, berikut Fajri (12) Bantar Kalong, Brebes, Jateng.

“Dan almarhum anak saya, Chandra Ryzkie Hernawan,” ujar Dede Rohendi.

Namun yang hadir pada acara tabur bunga Sabtu hanya ada tiga keluarga korban saja. Yakni tiga korban yang berasal dari Ciamis.

“Yang hadir hari ini ada tiga keluarga. Tepat hari ini sudah setahun kami menunggu kepastian hukum dari kejadian ini. Kami menanti adanya keadilan, mudah-mudahan ada kepastian hukum yang adil bagi kami. Mudah-mudahan cepat ada persidangan, sudah cukup lama kami menunggu,” harap Dede.

Hal serupa juga diungkapkan, Ny Yani.

“Bukan saya tidak ikhlas atas kepergian anak saya selama-lamanya. Kami ikhlas, tapi kami memohon ada keadilan dari pihak sekolah dan dari pihak kepolisian. Namun sampai sekarang belum ada keputusan, sudah setahun kami menanti. Kami memohon keadilan,” tutur Yani sembari terus terisak menangis berurai air mata.

Baca juga: Kaleidoskop Ciamis 2021, Tragedi Susur Sungai Cileueur, 11 Santri Meninggal Dunia di Hari Jumat

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved