Breaking News

Update Tabungan Siswa Dipakai Oknum Guru, Ketua Kepsek Pangandaran Sebut Ada Saja Guru Seperti Itu

Mengenai uang tabungan siswa telat dikembalikan, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Pangandaran menyebut ada saja satu dua guru seperti itu

Penulis: Padna | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/ Padna
ILUSTRASI - Suasana saat sejumlah Komite sekolah dan guru-guru berada di ruangan kantor SDN 3 Kedungwuluh pada 27 September 2022. Mengenai uang tabungan siswa telat dikembalikan, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Pangandaran menyebut ada saja satu dua guru seperti itu. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Mengenai uang tabungan siswa telat dikembalikan akibat kurang proaktifnya kepala sekolah, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Pangandaran, Maman Hermana menyatakan, pembinaan kepala sekolah sebelumnya sudah sering dilakukan.

"Tapi, kan, kadang suka ada satu dua yang seperti itu (guru yang bandel). Saya juga, selalu mengingatkan," ujar Maman saat dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Jum'at (30/9/2022) sore.

Makanya, kalau sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Sidamulih itu tidak ada yang tidak mengembalikan uang tabungan siswa. "Semua yang meminjam, mengembalikan," katanya.

Dahulu, kata Maman, waktu Koperasi masih berjalan, uang tabungannya itu disimpan di koperasi.

"Tapi, sekarang kan ada yang di bank. Tinggal sekarang, kesadaran guru sendiri yang punya utang untuk segera mengembalikan. Kan bisa nyicil, setiap bulan mau berapa. Karena, sebenarnya kepala sekolah sudah maksimal," ucapnya.

Baca juga: Disdikpora Pangandaran Salahkan Kepala Sekolah dalam Kasus Tabungan Siswa Dipakai Guru

Menurutnya, guru bisa sampai meminjam uang tabungan itu karena kondisi kebutuhan mereka sendiri.

"Karena mungkin, sudah mencoba kesana-kemari tapi mentok (gagal). Kalau gaji, mungkin sudah tidak ada sisa karena terpotong," ujar Maman,

"Ya, pada intinya meminjam uang tabungan itu karena kebutuhan lah bukan karena keinginan," katanya.

Maman meyakini, guru yang meminjam uang tabungan siswa itu tidak langsung sekaligus meminjam. Seperti sampai Rp 100 juta lebih.

"Pasti, itu tidak sekali pinjam tapi mungkin hampir setiap hari pinjam Rp 500 ribu, Rp 1 juta. Tapi, naur henteu (mengembalikan tidak)," ujarnya.

Sedangkan siswa yang menabung untuk mengajarkan mereka untuk mau menyisakan uang jajannya dan ditabung.

Baca juga: Oknum Guru Bilang Mau Jual Sawah Buat Kembalikan Uang Tabungan Milik Orang Tua Murid di Pangandaran

"Makanya, kalau ada orang tua siswa yang nabung uang Rp 50 sampai Rp 100 ribu mending ditolak. Karena, menabung di sekolah itu bukan seperti menabung di bank. Kita, sifatnya mendidik anak agar mau belajar menabung," kata Maman. 

Tak Hanya di Satu Sekolah

Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran, Darso, mengatakan, permasalahan uang tabungan siswa dipakai oknum guru di Pangandaran terhitung sedikit.

Namun, menurutnya, kasus tersebut bukan hanya terjadi di SDN 3 Kedungwuluh.

"Pasti ada lah, tapi sedikit-sedikit diberesin. Kalau banyak sih tidak. Ini mah kurang dari 50 persen (yang terjerat kasus utang tabungan). Berarti, sedikit, kan. Dari 10 kecamatan yang bermasalah, itu tidak terlalu signifikan," ujar Darso saat dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Kamis (29/9/2022) pagi.

"Makanya, saya sebagai Kabid Pembinaan SD, sedikit demi sedikit ingin membereskan semua. Tapi, kan permasalahan ini tidak seperti membalikkan tangan." katanya.

Aji Suryana, Ketua Komite SDN 3 Kedungwuluh menunjukkan surat perjanjian ketiga kali yang dibuat E, Selasa (27/92022). Kejadian uang tabungan orang tua murid Rp 119 juta yang belum dikembalikan, oknum guru mengaku awalnya saat menjadi bendahara tahun 2019. Ia pun akan menjual sawah dan mobil untuk mengembalikan uang tabungan.
Aji Suryana, Ketua Komite SDN 3 Kedungwuluh menunjukkan surat perjanjian ketiga kali yang dibuat E, Selasa (27/92022). Kejadian uang tabungan orang tua murid Rp 119 juta yang belum dikembalikan, oknum guru mengaku awalnya saat menjadi bendahara tahun 2019. Ia pun akan menjual sawah dan mobil untuk mengembalikan uang tabungan. (TRIBUNJABAR.ID/PADNA)

Dia mengatakan, guru meminjam uang tabungan siswa karena mungkin untuk menutupi kebutuhan yang paling urgen.

"Kalau di kecamatan-kecamatan lain mah, tidak terlalu bermasalah. Yang paling bermasalah mah di Kecamatan Parigi dan Cijulang," ucapnya.

Baca juga: 13 Orang Tua Murid di Pangandaran Mengeluh, Uang Tabungan Rp 119 Juta Belum Dikembalikan Oknum Guru

Uang yang dipakai guru itu adalah simpanannya di koperasi.

"Sementara, kondisi koperasi sekarang banyak yang bermasalah. Itu yang jadi kendala. Tapi insyaallah bisa diselesaikan," kata Darso.

Untuk mengatasi permasalahan uang tabungan, secara personal pihaknya terus menekankan ke pihak kepala sekolah untuk terus ditindaklanjuti.

"Ya, seperti ada pendekatan secara persuasif, secara kekeluargaan dengan baik-baik. Kalau bahasa Sunda mah, herang caina beunang laukna. Jadi uang tabungan dikembalikan, dan tidak ada permasalahan," ujarnya.

Baca juga: Pria Pangandaran Raup Rp 700 Ribu Sehari dari Kuliner Kelapa Muda, 4 Hidangan Ini Disukai Wisatawan

Menurutnya, pengembalian uang tabungan ke peserta didik bisa dilaksanakan secara maksimal sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

"Jadi, mungkin sekarang untuk pengembalian uang tabungan di tahun 2023 saya sudah antisipasi dari sekarang-sekarang. Ke setiap kepala sekolah, silakan antisipasi. Pokoknya yang punya utang rutinitas kontinyu di-pressure atau ditagih. Karena memang, kewajiban kita untuk menagih. Masalah ada realisasi bera papun, itu ya hal yang terbaik," ucap Darso. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved