Penguasaan Ekonomi Timpang, Rektor Ikopin University Sebut Koperasi Bisa Menjadi Solusi

Ketimpangan ekonomi di Indonesia terus terjadi selepas pandemi. Solusi untuk hal tersebut adalah koperasi kata Rektor Ikopin.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Sebanyak 352 mahasiswa menjalani prosesi wisuda di Graha Suhardani Ikopin University, Jatinangor, Sumedang, Sabtu (17/9/2022). Tujuh puluh orang di antaranya magister manajemen, 270 orang mahasiswa prodi sarjana (S1) , dan 12 orang Diploma III. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Penguasaan ekonomi di Indonesia baik sebelum maupun selepas pandemi Covid-19 menunjukkan ketimpangan.

Ketimpangan terjadi antara perusahaan yang berorientasi ekspor-impor dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

Jurang ketimpangan ini tidak akan selesai jika tak ada formula baru untuk menghubungkan antara sisi yang dualistik itu. 

Rektor Ikopin University, Burhanuddin Abdullah mengatakan perusahaan yang orientasinya ekspor-impor sangat sedikit, sementara mereka yang usahanya berskala desa, berkesan kumuh, dan orientasi lokal sangat banyak. 

"Ini harus jadi pikiran besar bangsa ini. Setelah reda oleh pandemi, kita dihadapkan pada kenyataan puing kehancuran perekonomian," 

"Mal yang tutup, toko yang tak buka, perusahaan bangkrut, orang menganggur. Ditambah puing yang tidak kasat mata, inflasi global," kata Burhanuddin selepas acara Wisuda di Kampus Ikopin University, Jatinangor, Sumedang, Sabtu (17/9/2022).

Persoalan ekonomi di Indonesia semakin diperberat dengan perang Rusia-Ukraina yang berpengaruh kepada krisis energi dan pangan. 

"Menghubungkan yang dualistik ini, kita harus berpikir baru, merancang cerita baru tentang ekonomi Indonesia," kata Burhanuddin. 

Dia menjelaskan, di Indonesia ada 5.400 perusahaan besar.

Kalau 1 perusahaan saja ada 20 orang pengurus, berarti ada sekitar 108.000 orang yang mengusasi 37 persen perekonomian Indonesia. Jumlah 37 persen itu nilainya Rp 6.000 triliun. 

Di sisi lain, ada sebanyak 65 juta pelaku UMKM yang juga menguasai 37 persen perekonomian Indonesia. 

"Jarak ini sangat rawan. Apa yang harus dilakukan? Kita harus mulai membuat suatu sistem yang bukan shraholder capitalism, tetapi stakeholder capitalism," katanya. 

Dalam stakeholder capitalism, pemegang saham bisa merangkap sebagai karyawan, masyarakat, dan lingkungan bisnis secara keselurahan. 

Hal semacam ini sudah lebih dulu ditawarkan oleh sistem bernama koperasi.  

"Mungkin kita kembangkan koperasi multipihak. Anggota koperasi itu bisa juga suplier, pemberi teknologi yang baik, pokoknya keseluruhan ekosistem koperasi," kata Burhanuddin.

Baca juga: Grand Launching Ikopin University Dalam Momen Peringatan Hari Koperasi Nasional

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved