Tenang dan Jangan Gaduh, Itu yang Perlu Dilakukan Saat Jumpa Macan Kumbang di Hutan-hutan Jawa Barat

Hutan-hutan di Jawa Barat merupakan habitat asli macan kumbang. KArena itu, perlu sikap tenang dan tidak gaduh untuk membuat macan tidak agresif

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar
Udes (30), salah satu korban terkaman macan kumbang, di Dusun Situhiang, Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Minggu (11/9/2022). Hutan-hutan di Jawa Barat merupakan habitat asli macan kumbang. KArena itu, perlu sikap tenang dan tidak gaduh untuk membuat macan tidak agresif. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Hutan-hutan di Jawa Barat merupakan habitat asli macan kumbang. Karenanya, perjumpaan manusia dengan satwa dilindungi ini sering terjadi.

Salah satunya adalah sikap tenang dan tidak gaduh untuk membuat macan tidak agresif saat bertemu manusia.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mencatat seringnya perjumpaan manusia dengan macan kumbang, meski secara total belum teridentifikasi darinya jumlah populasi macan kumbang.

"Seluruh Jawa Barat ini merupakan area jelajah macan kumbang. Dan macan kumbang ini kan ikon Jawa Barat," kata Kepala BBKSDA Jawa Barat, Irawan Asaad kepada TribunJabar.id, Minggu (11/9/2022).

Irawan mengatakan bahwa macan kumbang sejatinya menghindari perjumpaan dengan manusia.

Sebuah agresifitas mungkin terjadi jika manusianya sendiri menampakkan sebuah ancaman kepada macan.

"Makanya ada tips kalau berjumpa macan kumbang. Tenang, jangan panik apalagi sampai membuat gaduh, macannya jangan diancam, diprovokasi, apalagi diintimidasi. Bergeraklah perlahan dan jauhi lokasi," kata Irawan.

Jika langkah itu dilakukan, maka manusia akan terhidar dari konflik dengan satwa liar dilindungi.

Baca juga: Mengapa Macan Kumbang Gunung Masigit Turun Gunung dan Serang Petani? Kata BKSDA Membaui Bebek

Konflik ini memang perlu dihindarkan sebab sesunggunya manusia bisa hidup berdampingan dengan satwa liar tanpa saling mengganggu.

"Kami terus sosialisasi ke masyarakat, bahwa macan ini bukan seperti anjing yang anda usir dia lari. Kalau belajar ekologi binatang ini, dia sebenarnya takut manusia,"

"Barangkali karena kaget dan terancam, dia nyerang orang. Kami sangat sayangkan ada konflik manusia dan satwa. Kasihan orangnya, kasihan juga satwanya," kata Irawan.

Solusi komperhensif perlu dirumuskan agar konflik serupa tidak kembali terjadi. Mengingat di Cimanggung, Sumedang, pemukiman penduduk mulai merangsek ke kawasan-kawasan dekat hutan.

Sertu Asep Suherman bersama Bripka Asep Sopandi saat berkunjung ke kediaman Udes (30) salah satu korban terkaman macan kumbang, di Desa Tegalmanggung Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, Minggu (11/9/2022).
Sertu Asep Suherman bersama Bripka Asep Sopandi saat berkunjung ke kediaman Udes (30) salah satu korban terkaman macan kumbang, di Desa Tegalmanggung Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, Minggu (11/9/2022). (TRIBUNJABAR.ID/KIKI ANDRIANA)

"Kita perlu solusi dengan melibatkan semua pihak. Harus ada pemerintah daerah, masyarakat, tokoh masyarakat/adat, LSM hingga perguruan tinggi," kata Irawan.

Baca juga: Korban Terkaman Macan Kumbang di Cimanggung Sumedang Berangsur Pulih, Lihat Kucing Pun Ingat Harimau

Pada Rabu (7/9/2022) sekitar pukul 14.00 WIB, macan kumbang muda mengendap ke area perkebunan di blok Cihanjawar, Desa Tegalmanggung, Cimanggung, Sumedang.

Di area tersebut, tiga orang petani sedang bekerja memelihara tanaman alpukat. Para petani itu diserang dan mendapatkan luka serius. 

Perlu Buddy System Saat ke Hutan

TNI-Polri mengingatkan warga Desa Tegalmanggung agar kejadian warga diterkam macan tidak terulang dengan meningkatkan kewaspadaan.

Tiga orang warga diterkam macan kumbang pada Rabu (7/9/2022) siang. Ketiganya menderita luka dan sang macan mati ditenggelamkan.

Sertu Asep Suherman, Babinsa TNI Desa Tegalmanggung mengatakan, dia sudah bertugas selama 7 tahun di Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.

Namun, baru kali ini ada kejadian warga diterkam macan.

"Kami sering ingatkan warga aktivitas sekecil apapun di hutan, utamakan keamanan," katanya kepada TribunJabar.id, Minggu (11/9/2022) di Tegalmanggung.

Asep mengatakan kejadian warga diterkam macan merupakan cambuk bagi dirinya dan warga sendiri untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Waspada juga bukan hanya terhadap ancaman hewan buas, namun juga terhadap bencana kebakaran lahan di saat kemarau dan pergerakan tanah saat musim penghujan," katanya.

Baca juga: Cerita Tiga Warga Sumedang Diserang Macan Kumbang, Tangan Didin Bolong, Kukunya Menggores Wajah

Macan kumbang muda yang menerkam petani di area perkebunan di blok Cihanjawar, Desa Tegalmanggung, Cimanggung, Sumedang, Rabu (7/9/2022).
Macan kumbang muda yang menerkam petani di area perkebunan di blok Cihanjawar, Desa Tegalmanggung, Cimanggung, Sumedang, Rabu (7/9/2022). (Istimewa/ warga)

Bripka Asep Sopandi, Bhabinmas Polri Desa Tegalmanggung mengatakan warga tak boleh sendirian jika pergi ke kebun.

Apalagi yang jauh dari pemukiman dan berbatasan dengan hutan.

Warga harus menerapkan buddy system atau sistem berteman saat bekerja.

Warga tidak boleh ke kebun sendirian untuk menghindari risiko kecelakaan di hutan atau terkaman satwa buas.

Buddy system warga biasanya dengan anjing.

Para petani selalu disertai anjing yang mengikutinya ke kebun.

Selain sebagai teman, anjing juga sebagai early warning system (sistem peringatan dini) sebuah bahaya.

Anjing biasanya menyalak jika mencium bau atau menemukan hal mencurigakan di kebun atau di hutan.

Baca juga: Macan Kumbang yang Serang Warga Sumedang Tak Boleh Diawetkan, Ini Langkah BKSDA

"Masyarakat jangan berangkat sendiri. Usahakan berkelompok. Kami mengimbau yang pergi ke hutan, kalau nemu suatu kejadian ada jejak hewan buas dan sebagainya, jangan sungkan melapor," kata Asep Sopandi di Tegalmanggung.  (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved