KSAD Dudung Akhirnya Bicara Isu Ketidakharmonisan dengan Panglima TNI, Tegaskan Satu Hal Ini
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman akhirnya buka suara tentang isu keretakan hubungan dengan Panglima TNI.
Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu mengatakan, perbedaan pendapat di sebuah institusi adalah hal yang biasa terjadi.
Dia meyakini, di internal TNI tentu ada perbedaan pendapat antara seorang panglima daerah militer dengan kepala staf daerah militer, begitu pula antara KSAD dan panglima TNI.
"Tetapi ini jangan kemudian dibesar-besarkan. Kalau TNI pun kemudian ada yang kemudian mencoba mengganggu, jangan sampai terjadi seperti G30S/PKI," kata Dudung.
Dia pun memerintahkan seluruh jajaran TNI AD untuk mewaspadai pihak-pihak yang ingin mengganggu soliditas TNI.
"Pihak-pihak tertentu yamg mencoba mengganggu soliditas TNI, jangan main-main, kita akan hadapi bersama," ujar Dudung.
Sebelumnya, ketidakhadiran Dudung dalam rapat Komisi I DPR disebut sebagai rahasia umum bahwa Dudung dan Andika tidak pernah berada di satu lokasi.
"Ini semua menjadi rahasia umum, Pak. Rahasia umum, Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," ujar anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon.
Effendi menambahkan, isu ketidakharmonisan di tubuh TNI bukan kali ini saja terjadi.
Di era kepemimpinan sebelumnya pun hal serupa juga terjadi ketika TNI dipimpin oleh Jenderal (Pun) Moeldoko.
"Masa setiap ada Panglima dari Panglima ke KSAD begitu terus? Dari zaman Pak Moeldoko ini. Pak Moeldoko ke Pak Gatot begini, Pak Gatot ke Pak Hadi begini, Pak Hadi ke Pak Andika begini, Pak Andika ke Pak Dudung begini. Sampai kapan, Pak?" kata Effendi.
Politikus PDIP itu pun mengibaratkan persoalan ketidakpatuhan di tubuh instansi penjaga kedaulatan negara ini tak jauh berbeda seperti dengan organisasi masyarakat (ormas).
"Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," katanya.
Oleh karenanya, Effendi meminta agar isu ketidakharmonisan antara dua pimpinan TNI itu segera disudahi.
Menurut dia, baik Dudung maupun Andika harus dapat menahan ego masing-masing agar tidak merusak tatanan hubungan di tubuh TNI.
"Ego Bapak berdua itu merusak tatanan hubungan junior dan senior di TNI," ucap dia.