Vaksin Cacar Monyet Tidak untuk Semua Orang, Hanya Kalangan Ini yang Bisa Divaksin
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan vaksin cacar monyet atau monkeypox tidak diberikan kepada semua masyarakat.
Hingga kemarin, pasien pertama yang positif cacar monyet ini masih menjalani karantina di bawah pengawasan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan. Namun, kondisinya sudah mulai membaik.
Penularan cacar monyet bisa terjadi, baik dari manusia ke manusia, maupun dari hewan ke manusia. Cacar monyet menular melalui kontak langsung dengan hewan atau manusia terinfeksi. Penyakit ini juga menular melalui benda yang terkontaminasi virus monkeypox.
Umumnya, virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terluka atau terbuka meski tak terlihat. Virus juga bisa masuk melalui saluran pernapasan maupun selaput lendir dari mata, hidung, atau mulut.
Sama seperti antarmanusia, penularan cacar monyet dari hewan ke manusia juga bisa melalui beberapa media.
Di negara endemik cacar monyet, penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus.
Namun bisa juga karena mengonsumsi daging hewan liar yang terpapar.
Kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi dari hewan yang terkena cacar monyet juga bisa menjadi sumber penularan, begitu pula kontak tidak langsung melalui benda yang terkontaminasi virus monkeypox.
Hingga kini, belum diketahui pasti inang atau hewan pembawa virus cacar monyet.
Namun di Afrika, infeksi virus ini telah ditemukan pada banyak spesies hewan, antara lain tupai pohon, tikus, dan primata. (tribunnetwork/kompas.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ilustrasi-cacar-monyet-ilustrasi-monkeypox.jpg)