Prihatin Pergaulan Bebas Jadi Penyebab HIV/AIDS, Mahasiswa Sarankan Edukasi Pencegahan via Medsos

Sejumlah mahasiswa merasa prihatin pengidap HIV/AIDS banyak usia produktif dan memberikan saran agar edukasi bahaya HIV/AIDS dibuat melalui medsos.

Penulis: Tiah SM | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD NANDRI PRILATAMA
Kantor Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung, Jalan KH Ahmad Dahlan, Kota Bandung. Sejumlah mahasiswa merasa prihatin pengidap HIV/AIDS banyak usia produktif dan memberikan saran agar edukasi bahaya HIV/AIDS dibuat melalui medsos. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus HIV/AIDS yang menimpa ratusan mahasiswa Bandung mengundang reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya dari mahasiswi yang merasa prihatin dengan pergaulan bebas.

Mahasiswa pun memberikan saran agar penyuluhan atau edukasi bahaya HIV/AIDS digencarkan lagi melalui media sosial yang banyak dilihat kaum muda.

Seperti yang disampaikan Utiyah, mahasiswi Unpad. Menurutnya, banyaknya pengidap HIV/AIDS di kalangan mahasiswa karena pergaulan bebas.

"Saya merantau dari Palembang, kuliah di Bandung dan kos, saya lihat banyak teman yang bergaul bebas," ujarnya.

Utiyah mengatakan, ia jujur dan tak munafik banyak teman-teman di sekitarnya dari berbagai perguruan tinggi dan banyak banget yang melakukan pergaulan bebas tersebut.

"Dari yang saya baca juga yang kena HIV/AIDS di usia produktif mungkin lagi nakal dan seringnya, jajan di sana sini," ujar Utiyah.

Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung, menyebutkan, data akumulatif dari 1991 sampai Desember 2021 ada sebanyak 10.800 kasus HIV/AIDS, Tapi yang terdeteksi sekitar 5.843 orang yang terkena HIV di Bandung.

Usianya yang paling banyak adalah 20-29 tahun sebanyak 44,84 persen dan masuk dalam usia produktif.  Kedua usia 30-39 ada di angka 34 persen.

Baca juga: Kasus HIV/AIDS di Bandung, Pegawai Swasta Pengidap Tertinggi Penyebab Terbanyak Karena Heteroseksual

Menurutnya, orang yang terjangkit HIV/AIDS mungkin kurang pemahaman tentang penyakit menular seksual.

Walaupun sebenarnya ada juga sih kemungkinan buat tertular dari jarum suntik.

Mungkin ke depannya harus ada penyuluhan khusus tentang bahaya HIV/AIDS," ujarnya.

"Yang lebih light biar mudah dimengerti dan mungkin pake platform yang rame digunain kayak tiktok atau Instagram mungkin biar lebih mudah dapet perhatiannya," ujarnya.

Utiyah mengatakan,  waktu ia SMA ada sosialisasi tentang penyakit menular seksual.

"Apakah sekarang ada atau tidak walau sosialisasi ke anak sekolah kadang juga kurang didengerin tapi tak boleh kendor," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved