Sudah Dilarang, Amir Tetap Jualan di Jalan Cihideung Meski Hanya di Lantai Toko, Demi Dapur Ngebul
Terdesak kebutuhan sehari-hari, Amir (50), salah seorang PKL Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya, menggelar lapak seadanya di lantai sebuah toko.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Darajat Arianto
Jangankan memasang lapak, untuk menyimpan atau menjajakan barang dagangan sudah tak bisa lagi. Seluruh lahan berubah menjadi galian gorong-gorong.
"Bagaimana ini, kami tidak bisa mencari nafkah lagi. Kami mau jualan di mana, sehari-hari jualan di sini," kata Euis (34), salah seorang PKL yang biasa jualan pakaian dalam.

Euis mengaku sudah belasan tahun bersama suaminya menjadi PKL di Jalan Cihideung. Hasilnya digunakan kebutuhan sehari-hari.
"Sekarang nafkah kami hilang. Kami harus jualan di mana. Harapan kami masih bisa jualan di sini. Di sini pula kami bisa menghidupi anak-anak termasuk biaya sekolah," ujar Euis, diamini rekan sesama PKL.
Sebelumnya para PKL sempat bersitegang dengan anggota Satpol PP. Pasalnya saat para PKL menumpahkan kekecewaan dengan berteriak-teriak memancing kedatangan para petugas Satpol PP.
Namun suasana mencair kembali karena para PKL menyadari tak bisa jualan, meski mereka melakukan protes.
"Kami hanya bisa pasrah. Mau memaksa jualan juga kan tidak ada lahannya. Sudah digali untuk gorong-gorong," kata Amir (50), PKL lainnya. (*)