Legislator Gerindra Tina Wiryawati: Pengolahan Sampah Terpadu Mendorong Ketahanan Pangan di Desa
Anggota DPRD Jabar Hj Tina Wiryawati SH mengatakan pihaknya terus mendorong pengolahan sampah di hulunya, yakni di masyarakat sendiri.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Lebih lanjut prioritas penggunaan dana desa tahun 2022 pun diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022. Poin yang berkaitan dengan pengelolaan sampah ini, di antaranya pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan desa.
Apalagi, kata Tina, desa memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bisa menjadi penggerak utama dalma pengolahan sampah di desanya menjadi barang bernilai ekonomi.
Kemudian dalam permendes ini pun ditekankan juga mengenai BUMDes, yakni pembentukan, pengembangan, dan peningkatan kapasitas pengelolaan BUMDes untuk pertumbuhan ekonomi desa merata, pembangunan dan pengembangan usaha ekonomi produktif yang diutamakan dikelola BUMDes.
Pemerintah desa perlu merencanakan pembangunan desa berbasis problem riil di lapangan, serta melakukan penyertaan modal BUMDes guna meningkatkan perekonomian desa.
"Salah satu pengembangan usaha ekonomi produktif yang dikelola oleh BUMDes adalah dapat dilakukan melalui pengelolaan sampah terpadu. Kita ketahui pengelolaan sampah bukan hanya mengatasi masalah lingkungan, tapi berkaitan erat dengan ekonomi dan ketahanan pangan. Ini sesuai Perpres 104 tahun 2021," katanya.
Pada akhirnya, kata Tina, pemerintah desa melalui BUMDes akan mampu mengolah sampah masyarakatnya sendiri melalui unit pengolahan sampah organik seperti pembuatan kompos, eco enzyme, dan maggot untuk kebutuhan ketahanan pangan. Juga daur ulang sampah anorganik melalui produksi glass powder dan bank sampah.
Ia pun meminta agar pengelolaan sampah secara terpadu ini dipayungi hukum peraturan desa. Bahkan, bisa didukung juga oleh peraturan pemerintah kota atau kabupaten dan diberikan penganggaran yang sesuai supaya program ini berkelanjutan.
Gencarkan Gerakan Pengelolaan Sampah Terpadu Desa, Budidaya Maggot
Dalam berbagai kesempatan, Tina Wiryawati pun gencar melakukan sosialisasi pengelolaan sampah terpadu di desa di setiap daerah pemilihannya, yakni Kabupaten Kuningan, Ciamis, Pangandaran, dan Kota Banjar.
Berkali-kali, sosialisasi dan pelatihan budi daya maggot pun digelarnya. Ia menilai selain sebagai solusi dalam mengatasi sampah rumah tangga, budi daya maggot dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat bahkan ketahanan pangan.
Menurut Tina, setiap rumah dapat menghasilkan sampah organik setiap hari. Pengolahan ini pun dapat dilakukan dari tingkat paling dasar yakni di lingkungan RT.
“Budi daya maggot bisa menjadi peluang usaha demi meningkatkan kesejahteraan warga. Hasilnya juga bisa membatu ketahanan pangan kita, yakni untuk pertanian, perikanan, sampai peternakan. Kandungan protein dari maggot ini sangat besar,” ucapnya.
Ia mengatakan, budi daya maggot ini bisa dilakukan oleh tingkat BUMDes. Kisah sukses BUMDes yang meraup manfaat budi daya maggot di antaranya BUMDes Wargakerta di Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya.
"Budi daya maggot di sana bahkan menggerakkan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan sekitarnya. Bahkan bisa menghasilkan PADes sebanyak lebih dari Rp 100 juta pada 2020," katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kata Tina, setiap harinya lebih dari 25 kilogram maggot dihasilkan dari unit ini dengan harga jual Rp 8.000 per kilogram.