Cerita Sipir Wanita Hadapi Narapidana yang Sangar dan Bertato, Harus Kuat Mental

Menurutnya, butuh mental yang kuat saat membina para narapidana yang telah melakukan berbagai macam kejahatan supaya mereka bisa berubah

Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Maria Martogi Situmorang (28), sipir di Lapas Kelas 2B Cianjur saat ditemui setelah mengikuti pelatihan di SPN Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Maria Martogi Situmorang (28), sipir di Lapas Kelas 2B Cianjur memiliki pengalaman yang tidak terduga selama menjalankan tugasnya, terutama saat membina para narpidana yang baru masuk lapas.

Menurutnya, butuh mental yang kuat saat membina para narapidana yang telah melakukan berbagai macam kejahatan supaya mereka bisa berubah menjadi orang yang lebih lebih baik.

Maria menceritakan, dirinya kerap merasakan rasa takut ketika berkenalan dengan para narapidana yang berperawakan sangar dan tubuhnya dipenuhi tato.

Baca juga: Cegah Peredaran Narkoba Jaringan Lapas, Kemenkumham Jabar Gembleng 730 Sipir di SPN Cisarua

"Saat berkenalan dengan warga binaan saya suka merasa takut, karena kita warga biasa, tapi harus berkomunikasi dengan (narapidana) yang bertato," ujarnya di SPN Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), belum lama ini.

Namun, setelah melakukan pendekatan dan menyiapkan mental yang kuat, akhirnya Maria selalu mampu untuk berkomunikasi dengan para naripadana itu, hingga akhirnya mereka pun bisa dilakukan pembinaan.

"Ternyata kalau sudah berkomunikasi, ternyata mereka itu bisa menghargai kita juga dan akhirnya kita harus tetap menghargai mereka," kata Maria.

Menurutnya, harus ada pendekatan khusus agar mereka bisa benar-benar berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan tentunya jangan sampai melalukan kejahatan yang sama ketika mereka sudah keluar dari lapas.

"Jadi jangan memposisikan kita sebagai petugas, tapi di sini kita harus membina warga binaan supaya nantinya mereka bisa diterima lagi di masyarakat," ucapnya.

Dengan cara seperti itu, Maria yang sudah bertugas jadi sipir di Lapas Kelas 2B Cianjur sejak tahun 2017 tidak pernah mendapat pengalaman tidak mengenakan yang dilakukan oleh para narapidana itu.

Baca juga: Kengerian Kebakaran di Lapas Tangerang 2021 Lalu Diungkap Sipir: Pegang Korban, Kulitnya Meleleh

"Pengalaman seperti intimidasi dari para narapidana yang saya bina tidak pernah ada," kata Maria.

Meski begitu, Maria tetap melatih kemampuannya dalam menghadapi para narapidana itu dengan cara mengikuti pembinaan fisik, mental yang diadakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) wilayah Jawa Barat.

"Dalam pembinaan itu, saya banyak mendapat ilmu mulai dari kepemimpinan, bela diri dan hiking supaya mental kita lebih kuat lagi dan supaya lebih disiplin," ucapnya.

Dengan mengikuti pelatihan seperti itu, Maria berharap bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat supaya bisa membina para narapidana dengan lebih baik lagi.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved