Panen Raya di Berbagai Sentra Sayur di Jabar Dimulai, Harga Cabai Diperkirakan Normal Pekan Depan
Menyusul mulainya masa panen raya kebun cabai di berbagai sentra sayur mayur di Jawa Barat, seperti di Garut, Cianjur, Sukabumi, Subang
Penulis: Andri M Dani | Editor: Ravianto
Sehingga komulatifnya pasokan cabai dari petani menurun drastis sampai 50 % sehingga terjadi gejolak harga.
Semuanya dipicu oleh kondisi cuaca yang ekstrim. “Seharusnya dalam kondisi normal, sekarang sudah memasuki musim kemarau. Tetapi kenyataannya masih banyak hujan. Kemarau basah katanya. Kondisi tersebut memicu munculnya banyak penyakit dan hama,” imbuhnya.
Tingginya tingkat serangan hama dan penyakit tersebut menurut Asep Halim membuat petani harus mengeluarkan biaya produksi yang meningkat. Terutama untuk penyedian pestisida maupun insektisida berikut tambahan ongkos tenaga kerja. Baik itu tenaga kerja untuk pemeliharaan maupun tambahan biaya ngaronda kebun guna mengantisipasi terjadinya pencurian cabai.
“BEP. Biaya modal pun naik dari rata-rata Rp 8.000/pohon jadi p 10.000/batang cabai’ ujar Asep Halim.’
Selain itu luas areal kebun cabai yang sekarang masih panen di Ciamis menurut Asep Halim hanya sekitar 15 hektre sampai 20 hektare. Itupun sisa panen raya Mei lalu.
Dari kebun cabai yang ditanam sekitar bulan Desember –Januari dengan target panen untuk puasa dan lebaran (Apri-Mei).
“Jadi kebun cabai yang masih panen sekarang, adalah panen sisa dari cabai yang panen rayanya Mei lalu,” terang Asep Halim.
Dengan masa panen selama 2 bulan, kebun cabai hasil tanam Januari tersebut menurut Asep Halim akan habis masa panennya akhir Juli ini.
Kemudian dilanjut dengan masuknya masa panen cabai yang ditanam bulan Februari-Maret lalu. “Akhir Juli ini atau awal Agus nanti ada 50 hektare kebun cabai di Ciamis yang memasuki panen raya. Tentunya harga kembali normal, katanya (andri m dani)”