Panen Raya di Berbagai Sentra Sayur di Jabar Dimulai, Harga Cabai Diperkirakan Normal Pekan Depan
Menyusul mulainya masa panen raya kebun cabai di berbagai sentra sayur mayur di Jawa Barat, seperti di Garut, Cianjur, Sukabumi, Subang
Penulis: Andri M Dani | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Diperkirakan akhir Juli ini atau awal Agustus nanti harga cabai merah lokal akan kembali normal.
Menyusul mulainya masa panen raya cabai di berbagai sentra sayur mayur di Jabar, seperti di Garut, Cianjur, Sukabumi, Subang dan daerah lainnya.
“Termasuk di Ciamis ada sekitar 50 hektare kebun cabai yang akan memasuki masa panen akhir Juli ini atau awal Agustus nanti. Diperkirakan akhir Juli ini atau awal Agustus nanti harga cabai kembali normal,” ujar Asep Halim petani cabai di Kawali Ciamis yang juga Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) kepada Tribun Selasa (19/7).
Sekitar 50 hektare kebun cabai yang akan memasuki masa panen akhir Juli atau awal Agustus tersebut menurut Asep Halim tersebar di 9 kecamatan di Ciamis, yakni di Sukamantri, Panjalu, Panumbangan, Cihaurbeuti, Sindangkasih, Cipaku, Kawali, Lumbung dan Banjaranyar. Terluas memang di sentra sayur mayur kawasan agropolitan Sukamantri.
Ke-50 hektare kebun cabai yang akan memasuki panen raya akhir Juli atau awal Agustus tersebut katanya merupakan tanaman cabai yang ditanam Februari dan Maret lalu.
Usia tanaman cabai memasuki masa panen pada umur 100 hari sampai 120 hari (3,6 bulan).
Dengan lama masa panen 2 bulan.
Panen raya cabai jelas Asep Halim tidak hanya akan terjadi di sentra sayur mayur di Jabar saja, tetapi juga sayur mayur di Jateng dan Jatim.
Baca juga: Harga Cabai di Tingkat Petani Hanya 65 Ribu/Kg, Mengapa di Pasar Ciamis Bisa Tembus 150 Ribu/Kg?
Jatim yang merupakan sentra produksi cabai rawit merah (cengek domba) sekarang mengalami penurun produksi mencapai 50 persen sehingga cengek domba dari Jatim tidak masuk ke Jabar. ‘
“Jabar hanya mengandal cabai rawit merah produksi lokal. Stoknya terbatas, sehingga terjadi gejolak harga yang cukup lama sampai hari ini. Semuanya akibat anjloknya suplai,” katanya.
Sejak dua bulan terakhir sampai pasca Iduladha ini menurut Asep Halim terjadi kenaikan harga cabai di pasar eceran yang melesat tajam. Demikian juga di tingkat petani.
“Semuanya terjadi karena antara permintaan (demand) tidak seimbang dengan suplai (pasokan),” jelas Asep Halim yang juga sekretaris KTNA Ciamis tersebut.
Harga cabai di tingkat petani di Ciamis dalam dua bulan terakhir cukup tinggi. Dan pasca Iduladha ini masih stabil tinggi. Seperti yang dirinci oleh Asep Halim, harga cabai rawit merah (cengek domba) masih di kisaran Rp 60.000-Rp 70.000/kg, cabai merah keriting (Rp 60.000/kg), cabai lokal tanjung (Rp 70.000/kg) dan cabai besar TW (Rp 50.000/kg).
Kenaikan harga cabai yang cukup tinggi dan berlangsung lama tersebut akibat pasokan cabai dari petani turun drastis. Terutama karena hasil panen anjlok sampai 50 persen.
“Terutama karena serangan penyakit seperti layu fusarium, antraksnos, maupun serangan hama seperti lalat buah, ulat buah maupun trip. Produksi perbatangnya menurun sampai 50 persen. Dalam kondisi normal tiap batang cabai bisa menghasilkan panen 1 kg cabai. Sekarang hanya sekitar 0,5 kg/batang. Hasil panen menurun drastis,” jelas Asep Halim.