Viral Anak Sopir Angkot di Bandung Lulus Kepolisian dari SPN Polda Jabar, Raih Nilai Tertinggi
Bripda Andi Sonjaya lulus dalam Pendidikan Pembentukan Bintara Polri dengan nilai tertinggi. Ia anak dari seorang ayah yang berprofesi sopir angkot
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama, Nazmi Abdurahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bripda Andi Sonjaya lulus dalam Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri Gelombang I tahun 2022 SPN Polda Jabar sebagai Adhi Trengginas dan Adhi Makayasa, pada Kamis (7/7/2022).
Siapa sangka, Brigadir Polisi Dua tersebut ternyata berasal dari keluarga sederhana, bahkan sang ayah berprofesi sebagai seorang sopir angkot di Kota Bandung jurusan Elang-Cicadas bernama Udin Sudrajat.
Dengan rasa bangganya, Udin Sudrajat ketika ditemui di kediamannya di wilayah Jalan Emong nomor 28, RT 12/2, Kelurahan Burangrang, Kecamatan Lengkong, menjelaskan bahwa anaknya itu memang memiliki cita-cita sebagai polisi sejak kecil atau tepatnya saat duduk di sekolah dasar.
Apalagi, kata Udin, rumah mereka berdekatan dengan Gedung Judo dan anaknya itu sering melihat polisi-polisi yang hendak naik pangkat berlatih di Gedung Judo tersebut.
"Dia bicara ke saya, pak nanti kalau sudah besar dan lulus sekolah (SMA) Andi mau menjadi polisi. Ya saya bilang kepadanya kalau menjadi polisi itu harus didukung juga dengan dukungan keuangan. Nah, kita uang dari mana. Buat makan saja susah," ujarnya, Jumat (8/7/2022).
Namun, Udin pun tak mematahkan semangat dan cita-cita anaknya itu. Dia justru menguatkan anaknya dengan harapan dan doa.
"Ya mudah-mudahan saja. Siapa tahu yang namanya rejeki mah enggak ada yang tahu. Bapak berdoa dan Andi ikut berjuang lebih baik. Jangan mengandalkan ijazah dari sekolah saja," katanya.
Udin selanjutnya ketika Andi lulus SMA di SMAN 7 Bandung dimasukkan ke judo hingga anaknya itu berprestasi dalam olahraga judo lantaran memang kuat dengan cita-citanya.
"Andi ini dua kali daftar masuk polisi. Tapi, yang pertama daftar itu gugur ketika perankingan. Alhamdulillah, dia tak patah semangat sampai daftar lagi dan meminta saya tandatangan sebanyak-banyaknya untuk mendaftar. Akhirnya Andi bisa lulus dengan ranking teratas dan kami sekeluarga terharu," katanya.
Selepas lulus masuk kepolisian, Udin mengaku sempat khawatir dan berpikir masalah. Udin menyebut anaknya itu sampai memutuskan mengojek mengantar makanan.

"Saya sempat khawatir dan takut bila mana Andi terjatuh saat membawa motor apalagi saat itu enam bulan ke belakang kondisi Covid-19 lagi gencar-gencarnya," katanya.
Kesempatan yang sama, Bripda Andi Sonjaya mengaku sangat gembira sekaligus sedih bercampur aduk, bahkan sampai dia tak bisa tidur lantaran diterima masuk kepolisian.
"Saya lulus (SMA) pada 2020 dan daftar kepolisian tapi gagal. Lalu, saya daftar lagi untuk kedua kalinya alhamdulillah diterima. Saya belajar dari kesalahan sebelumnya apa yang kurang hingga akhirnya bisa diterima," katanya.
Ketika disinggung terkait adakah kiat khusus sampai dirinya diterima masuk kepolisian, Andi mengaku karena motivasi yang tinggi serta tentu doa orangtua dan sekeliling. Dia juga mengaku ingin sekali mengangkat derajat keluarga serta perekonomian keluarga.
"Saya ingin menjadi perwira dan setelah menjadi polisi ini ingin bisa memperbaiki citra polri di mata masyarakat," katanya.
Raih Nilai Tertinggi
Andi Sonjaya, anak sopir angkutan kota atau angkot di Bandung, diterima sebagai anggota Polisi.
Pria kelahiran Bandung 14 Agustus 2001, asal Jalan Emong, Kelurahan Burangrang, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung ini meraih nilai tertinggi dalam proses seleksi masuk Polisi.
Andi berhasil mendapatkan nilai akademis 80,51, nilai kepribadian mental 75,35 dan nilai kesamaptaan jasmani 85,15. Sehingga, total nilai Andi 80,34 dan menjadi peserta didik terbaik.
Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana melalui Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, Andi merupakan salah satu bukti bahwa siapa saja memiliki kesempatan yang sama untuk masuk institusi Polri.
"Ya, ini menunjukkan bahwa kami melakukan recruitment atau seleksi itu dengan cara yang objektif, jadi siapapun punya peluang untuk masuk. Ini salah satunya (anak sopir angkot)," ujar Ibrahim, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (8/7/2022).
Ia pun mengklaim bahwa proses seleksi dilakukan secara bersih dan transparan.
"Mekanisme ini memang tanpa menggunakan uang, betul-betul bersih dan transparan," katanya. (*)