Jalan Dusun di Karangwangkal Ciamis Tertutup Batu Besar, Jalur Karangduyung-Caringin Terputus
Batu itu tak mungkin disingkirkan pakai alat berat karena sulit untuk akses alat berat.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS- Jalan dusun yang menghubungkan kampung Karangduyung dengan kampung Caringin terputus.
Hal itu akibat longsor tebing di bukit Gowok Rangkok di Dusun Karangwangkal RT 02/01, Desa Kawasen Banjarsari Ciamis, Minggu (26/6/2022) sekira pukul 17.30.
“Waktu kejadian hujan lebat sedang mengguyur pada Minggu (26/6) sekira menjelang magrib,” ujar Kades Kawasen, Suharno kepada Tribun Senin (27/6/2022).
Tebing Bukit Gowok Rangkok di Dusun Karangwangkal yang masuk lokasi hutan Perhutani setinggi 50 meter itu longsor saat hujan lebat mengguyur.
Longsor tidak hanya membawa serta puing tanah, pohon-pohon, tetapi juga batu besar.
Baca juga: Tebing Longsor Terjadi di Bandung Barat, Jalan Desa Ambles dan Dua Rumah Ikut Terancam
Longsor tersebut menimbun ruas jalan dusun yang berada di Blok Karangduyung RT 02/ 01, Dusun Karangwangkal, sehingga membuat akses antarkampung terputus.
Jalur tersebut sempat tidak dilewati sepeda motor maupun pejalan kaki apalagi mobil.
“Warga sudah bergotong-royong menyingkirkan sebagain puing longsor, terutama timbunan tanah dan pohon-pohon. Sekarang ruas jalan suah bisa dilewati pejalan kaki dan sepeda motor, tetapi mobil pribadi, bak terbuka apalagi truk tidak bisa lewat,” katanya.
Sampai Senin (27/6) sore, menurut Suharno, ruas jalan rabat beton tersebut belum bisa dilewati. “Entah sampai kapan bisa dilewati mobil. Karena ada batu besar yang menimbun jalan”ujar Suharno.
Akibatnya, sebuah batu besar ikut merosot dari tebing terbawa longsor dan terdampar menimbun badan jalan.
Baca juga: Ciamis Diguyur Hujan Lebat Bikin Tebing Longsor dan Mengancam Akses Jalan Raya Ciamis-Cirebon
Menurut Suharno, batu tersebut cukup besar sebesar truk atau gajah. Setelah diukur, katanya, ukuran batu besar itu mencapai 7 meter, tinggi 6 meter, dan lebar 4 meter.
“Batu itu tak mungkin disingkirkan pakai alat berat karena sulit untuk akses alat berat. Hal yang mungkin dilakukan adalah mempreteli dan memecah batu secara berangsur. Tentu itu butuh waktu yang lama,” katanya.
Padahal jalan dusun di Karangwangkal itu merupakan jalur akses ekonomi terutama hasil pertanian dan hutan.
“Setiap hari biasanya ada truk atau pick up (mobil bak terbuka) yang lewat membawa hasil pertanian dari Caringin maupun Karangduyung. Seperti gabah, pisang, sayur mayur serta kayu hasil hutan,” kata Kades Kawasen Suharno.