Sikap Dermawan Orang Indonesia Ternyata Bisa Berefek Buruk, Dimanfaatkan Oleh Teroris, Kata BNPT
Sikap dermawan dan suka membantu masyarakat Indonesia ternyata bisa mendatangkan hal buruk.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Sikap dermawan dan suka membantu masyarakat Indonesia ternyata bisa mendatangkan hal buruk.
Karena, hal itu bisa dimanfaatkan orang tak bertanggung jawab.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Ahmad Nurwakhid, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan selektif dalam memberikan infak.
Diketahui, baru-baru ini Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berinisial IA yang diduga menggalang dana untuk kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Indonesia dalam survei dikenal dengan tingkat kedermawanan yang sangat tinggi yang potensial dimanfaatkan oleh kelompok jaringan terorisme untuk dieksploitasi dan disalahgunakan," ujar Nurwakhid saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/5/2022).
Nurwakhid mengatakan, kejelasan dan track record dari lembaga amal dan donasi harus diperhatikan.
Menurutnya, jangan sampai niat kebaikan masyarakat justru disalahgunakan untuk kejahatan oleh orang lain.
Nurwakhid mengungkapkan pendanaan dalam terorisme tidak bisa diabaikan.
"Logistik memainkan peran penting dalam jaringan dan aksi teror. Sumber pendanaannya pun beragam, baik melalui penyalahgunaan infak, kotak amal, fa'i (perampokan), dan pendanaan dari jaringan internasional," tuturnya.
Lebih lanjut, kata Nurwakhid, kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang merupakan jaringan ISIS di Indonesia kini tidak hanya mengumpulkan dana melalui infak konvensional.
Nurwakhid menyebut para teroris mengumpulkan donasi dengan kedok aksi kemanusiaan.
"Juga memanfaatkan teknologi digital melalui penyebaran di medsos berkedok donasi sosial dan aksi kemanusiaan," imbuh Nurwakhid.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/5/2022), mengatakan, dinamika perkembangan teknologi secara global memengaruhi modus pencarian dana yang dilakukan kelompok terorisme, terutama kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan AD selaku pendukung ISIS.
Para teroris mencari dana untuk ISIS baik melalui metode online maupun offline.
Untuk metode offline, Ramadhan menjelaskan satu di antara cara pengumpulan dananya adalah dengan meminta sumbangan atau donasi.