Boolao Berdayakan Para Ibu Rumah Tangga Untuk Hasilkan Produk Ramah Lingkungan

Boolao adalah produk hasil Usaha Mikro Kecil Menengah asal Kabupaten Bandung memberdayakan ibu rumah tangga untuk hasilkan produk ramah lingkungan

Pemilik usaha Boolao, Asep Rohman 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dibalik tampilan produk yang begitu fashionable dengan dominan warna biru yang menenangkan, siapa sangka jika Boolao adalah produk hasil Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) asal Kabupaten Bandung.

Asep Rohman (25) adalah seorang pemuda dibalik suksesnya produk yang mengusung konsep ecoprint dan sustainability.

Pria yang akrab disapa Oman ini mengatakan dalam proses pembuatan produk ini, dirinya dibantu oleh pengrajin lokal tepatnya di Kampung Sayang, Banjaran.

Oman mengatakan, para pengrajin tersebut adalah ibu rumah tangga yang sebagian kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Kisah Oman Memulai Bisnis Ecoprint Ramah Lingkugan, Berawal Dari Hobi

"Sebenarnya disana juga banyak penenun cuma kurang terekspose saja. Justru mereka seringnya menjual ke luar pulau padahal pengrajinnya justru dari Kabupaten Bandung," ujar Oman saat ditemui di Trans Convention Center, Jalan Gatot Subroto No 289, beberapa waktu lalu.

Menurut Oman, membuat produk dengan konsep ramah lingkungan telah dilakukan oleh para pengrajin di Kampung Sayang.

Sebelumnya para pengrajin di kampung tersebut telah memanfaatkan berbagai limbah plastik bungkus kopi untuk dijadikan produk lain yang memiliki nilai jual.

Pemilik usaha Boolao, Asep Rohman -1
Pemilik usaha Boolao, Asep Rohman 

"Jadi ketika saya menjelaskan kepada mereka akan produk yang ecoprint tidak sulit karena mereka sudah mengerti dan sudah biasa membuat hal serupa," ucap Oman.

Melalui produk yang ramah lingkungan ini, Oman juga ingin mengajak para pelanggan untuk sadar untuk memilah dan memilih pakaian untuk penampilan sehari-hari.

Untuk membuat ketahanan usia dari produknya, Oman pun mengedukasi cara perawatan supaya tidak mudah luntur.

Baca juga: Perkuat Bisnis B2B IT Digital Services, Telkom Lakukan Penyertaan Modal ke TelkomSigma

"Proses pencucian produknya jangan menggunakan detergen tetapi bisa menggunakan bahan alam juga, yaitu biji lerak yang bermanfaat untuk memberishkan kotoran dan menjaga ketahanan warna," ucapnya.

Saat ini Oman pun  mulai fokus menggunakan teknik ecoprint yang berhubungan dengan alam.

Ia pun membuat desain pakaian yang multifungsi dan bereksperimen dengan mencampur bahan alam dengan beberapa resep forumlasi yang ada.

"Jadi tetap menggunakan warna alam tetapi tidak luntur karena desainnya diciptakan untk extend life produk. Kalau bahannya tidak bisa bertahan lama sama saja bohong, karena pelanggan akan terus memilih beli baju baru," ucapnya.

Melalui teknik ecoprint ini, Oman mengatakan proses pembuatan satu pakaian bisa memakan waktu dua hingga tiga hari.

Namun jika kainnya dibuat dengan teknik tenun dan batik shibori maka bisa memakan waktu hingga dua bulan untuk satu kain.

Harga dari produk Boolao pun beragam, yaitu mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 2 juta tergantung dari proses dan bahan yang digunakan.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved