Begini Pengakuan Guru Ngaji Bejat di Garut yang Rudapaksa Dua Kakek Masing-masing Dua Kali

PUR (42) mengaku sangat menyesal. PUR merupakan guru ngaji di Garut nekat merudapaksa dua kakek 70 dan 79 tahun.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Giri
Tribunjabar.id/Sidqi Al Ghifari
PUR (42) seorang guru ngaji di Garut tega cabuli dua orang tetangganya sendiri yang merupakan seorang lansia. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - PUR (42) mengaku sangat menyesal. PUR merupakan guru ngaji di Garut nekat merudapaksa dua kakek 70 dan 79 tahun.

Kelakuan bejatnya itu ia lakukan karena mendapat wangsit dari mimpi.

PUR merupakan warga Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Saat dihadirkan di hadapan awak media, PUR hanya tertunduk. Dia sesekali meringis lalu menangis menyesali perbuatannya.

PUR diketahui pernah hidup normal dan memiliki seorang istri.

Saat ditanyai mengenai kasus yang menjeratnya, ia semakin tertunduk dan menutup kedua matanya.

"Saya sangat menyesal," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id di Unit PPA Polres Garut, Sabtu (21/5/2022).

Baca juga: Pedofilia di Ciamis Bawa Dua Korban ke Penginapan, Ternyata Pernah Dipenjara karena Kasus yang Sama

Ia juga mengaku melakukan perbuatan bejatnya itu di rumahnya sendiri dengan memaksa korban yang sudah berusia lanjut untuk melayani nafsu bejatnya.

Karena sudah lanjut usia, korban diketahui tidak bisa melawan.

"Melakukan itu di rumah, saya dapat wangsit di mimpi untuk (melakukan) itu," ucap PUR.

Dari hasil penyelidikan polisi, PUR ternyata sudah dua kali melakukan perbuatan cabul terhadap masing-masing korban.

Korban enggan terbuka kepada keluarganya lantaran merasa ketakutan.

Baca juga: Pria Lansia di Majalengka Pamit Ambil Belimbing, Esoknya Ditemukan Meninggal Dunia di Kebun

"Dua korban telah dilakukan kegiatan atau kejadian pencabulan itu sebanyak dua kali, itu ada di rumah dan di tempat lain," ujar Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono.

PUR dikenal sebagai guru ngaji di kampung halamannya yang juga memiliki banyak jemaah, anak-anak dan orang tua.

Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, kegiatan mengaji yang dilakukan PUR dilaksanakan di berbeda-beda tempat, yakni di rumah dan tempat lainnya.

"Bervariasi, ada di madrasah, ada di rumah, dan tempat-tempat perkumpulan pengajian lainnya," ujar Wirdhanto. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved