Anak Mengalami Asma, Pemeriksaan Apa yang Tepat? Begini Penjelasan Dokter

Asma dapat dikenali dengan munculnya sesak napas dan timbul suara. Penyakit asma dapat menyerang siapa saja, tak mengenal usia dan kalangan.

Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: taufik ismail
Catinsyrup
Ilustrasi asma 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Asma dapat dikenali dengan munculnya sesak napas dan timbul suara.

Penyakit asma dapat menyerang siapa saja, tak mengenal usia dan kalangan.

Apabila seorang anak mengalami tanda ini, maka orangtua harus segera membawanya ke dokter.

Lantas bagaimana cara pemeriksaan yang baik dan benar? berikut penjelasan langsung dari ahlinya.

Untuk mengetahui pemeriksaan ini, simak penjelasan Prof. Dr. dr. Harsono Salimo Sp. A (K).

Harsono kerap dipanggil masyarakat sebagai Profesor Salimo merupakan dokter spesialis anak.

Ketika seorang anak sudah dipastikan mengidap asma maka harus segera ditangani dengan cara yang tepat.

Pemeriksaan yang akan dijalani ketika anda membawa anak Anda ke dokter maka akan dilakukan anamnesa seberapa sering mengalami gejala asma tersebut.

Kemudian, akan ditanyakan memiliki faktor alergi atau tidak.

Kemudian, akan diperiksa bagian paru-paru, jika ada suara yang berbunyi maka dapat dipastikan itu asma.

Untuk asma ringan saja ada pemeriksaan khusus, maka dari itu apabila sudah derajat berat biasanya akan dilakukan foto rontgen.

Dari pemeriksaan tersebut maka akan tanda khusus jika mengalami asma, hasil foto rontgen tersebut terlihat lebih hitam.

Baca juga: Mitos atau Fakta Konsumi Makanan Rendah Lemak Bikin Cepat Kurus? Simak Penjelasan Dokter

Hal tersebut sebuah tanda adanya penumpukan udara yang sangat banyak di dalam alveoli paru-parunya.

Gejala awal asma

Gejala awal asma perlu diketahui untuk mencegah penyakit ini berkembang menjadi lebih parah.

Asma merupakan penyakit kronik saluran pernapasan yang ditandai oleh hiperaktivitas bronkus, yakni kepekaan saluran pernapasan terhadap berbagai rangsangan.

Asma diketahui dapat menyerang segala umur. Namun, penyakit ini lebih banyak mengenai anak-anak dan orang dewasa muda.

Pada anak-anak, asma dapat menjadi masalah serius karena berbagai gejalanya bisa mengancam jiwa.

Sementara, pada orang dewasa, asma dapat mengganggu segala akvitas, seperti pekerjaan, hubungan sosial, termasuk olahraga.

Parahnya, penyakit asma ini tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikontrol sedemikian rupa sehingga penderitanya dapat hidup seperti orang normal.

Pengobatan asma hanya bertujuan untuk menjadikan keadaan asma terkontrol, yakni: Asma tanpa gejala Tidak ada gangguan tidur, tidak ada serangan asma malam hari, tidak ada keterbatasan aktivitas. Maka dari itu, mengenali gejala-gejala asma merupakan bagian penting dari penatalaksanaan asma.

Memahami mulai timbulnya tanda-tanda peringatan atau gejala ringan pada penyakit tersebut bisa sangat membantu agar tindakan intervensi dapat juga dimulai lebih awal.

Baca juga: Tips Diet Putri Delina Anak Sule Ikuti Seleb Korea, Turun 3 Kg Dalam 2 Hari Meski Makan Berat

Melansis Buku Asma (2006) oleh Vitahealth, tanda-tanda peringatan awal dialami penderita asma sebelum munculnya suatu episode serangan asma.

Gejala-gejala ini sifatnya unik untuk setiap individu. Pada individu yang sama pun, gejala awal bisa sama, hampir sama, atau sama sekali berbeda pada setiap episode serangan.

Beberapa tanda peringatan awal mungkin hanya dideteksi oleh penderitanya atau yang bersangkutan. Sedangkan, tanda peringatan awal yang lain lebih mungkin terlihat oleh orang lain.

Tetapi, yang paling bisa diandalkan sebagai gejala awal asma adalah penurunan angka prestasi penggunaan peak flow meter. Berikut ini beberapa contoh gejala awal asma yang patut diwaspadai:

1. Perubahan dalam pola pernapasan

2. Bersin-bersin

3. Perubahan suasana hati (moodiness)

4. Hidung mampat atau hidung ngocor

5. Batuk

6. Gatal-gatal pada tenggorokan

7. Merasa capek Lingkaran hitam di bawah mata

8. Susah tidur

9 Turunnya toleransi tubuh terhadap kegiatan olahraga

10. Kecenderungan penurunan prestasi dalam pengguna peak flow meter

Peak flow meter adalah alat yang dipakai untuk mengukur seberapa lancar aliran udara yang mengalir dari paru-paru.

Sederhananya, alat ini diperukan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam mengeluarkan udara dari organ paru-paru.

Pada beberapa peak flow meter, telah tersedia atau dilengkapi indikator berupa zona-zona warna yang menandakan perkembangan asma.

Misalnya saja zona hijau yang berarti stabil sehingga penderita asma mampu mejalani kegiatan sehari-hari.
Sedangkan zona kuning, menjadi tanda seseorang harus hati-hati, apalagi terdapat gejala seperti batuk, bersin, atau napas pendek.

Sementara, zona merah adalah kondisi yang cukup parah.

Penderita mungkin sudah mengalami batuk terus menerus, napas sangat pendek, dan sebaiknya menjalani perawatan.

Berikut ini gejala-gejala asma yang memberi indikasi bahwa suatu serangan asma sedang terjadi. Contoh gejala asma, meliputi:

- Napas berat yang berbunyi “ngik-ngik”

- Batuk-batuk

- Napas penderk tersengal-sengal

- Sesak dada

- Angka performa pengguna peak flow meter menunjukkan rating yang termasuk “hati-hati” atau “bahaya”, yakni biasanya antara 50 persen sampai 80 persen dari penunjuk performa terbaik individu Kondisi di atas menunjukkan bawah perubahan telah terjadi pada saluran pernapasan dan aliran udara sudah terhambat.

Kondisi di atas menunjukkan bawah perubahan telah terjadi pada saluran pernapasan dan aliran udara sudah terhambat.

Penderita asma bisa mengalami beberapa atau semua gejala tersebut pada suatu serangan.

Tindakan penanganan harus dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala itu agar tidak menjadi lebih buruk.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved