Arus Sungai Cipasarangan di Cikelet Tiba-tiba Deras, 1 Pikap Terseret, Penyelamatan Sopir Dramatis
Satu mobil pikap pengangkut pasir di Garut terseret luapan sungai. Selain mobil, supir bersama kernetnya hampir hanyut oleh derasnya hantaman air.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Giri
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID, Garut - Satu mobil pikap pengangkut pasir di Garut terseret luapan sungai. Selain mobil, supir bersama kernetnya hampir hanyut oleh derasnya hantaman air.
Peristiwa tersebut terjadi di Sungai Cipasarangan di Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (19/5/2022) sore.
Kapolsek Cikelet, AKP Solah Parwani, mengatakan, kedua korban saat kejadian sedang berada di dalam mobil melakukan aktivitas penambangan pasir sungai.
"Awalnya air sungai itu biasa saja, namun tiba-tiba, saat hendak berangkat mengangkut pasir, air sungai membesar. Sehingga sopir dan kernetnya terjebak," ujar Solah melalui siaran tertulis yang diterima Tribunjabar.id.
Detik-detik menegangkan penyelamatan kedua korban sempat terekam kamera warga yang berada di lokasi.
Keduanya sontak menyelamatkan diri dengan menaiki atap mobil sambil menunggu pertolongan warga.
"Mereka terjebak di atas mobil. Anggota polsek dibantu disdamkar dan warga akhirnya mengevekuasi kedua korban," ucapnya.
Baca juga: Kata Presiden Joko Widodo Mengenai Harga Minyak Goreng Curah, Yakin Turun Dalam Beberapa Pekan
Proses evakuasi berjalan dramatis. Derasnya air sungai menyulitkan proses penyelamatan.
Kepala UPT Damkar Pameungpeuk, Dadan Wardani, mengatakan, proses evakuasi berjalan hingga dua jam. Petugas bersama belasan warga menggunakan tali membantu korban menuju bantaran sungai.
"Alhamdulillah keduanya bisa diselamatkan," ucapnya.
Dadan mengatakan saat kejadian kondisi cuaca di kawasan tersebut tidak hujan. Hujan deras hanya terjadi di kawasan hulu sehingga mengirimkan luapan air hingga kawasan Cikelet.
Petugas mengimbau masyarakat yang melakukan aktivitas menambang pasir sungai agar berhati-hati karena cuaca yang tidak menentu bisa membahayakan penambang. (*)