Sosok
SOSOK Haji Ayi, Bukan Crazy Rich Tapi Sultan Properti di Sumedang, Awalnya Sopir Angkot
Ayi Sulaeman (57) atau lebih dikenal sebagai Haji Ayi merupakan mantan sopir angkot yang kini memiliki real estate di Desa Sindangpakuwon.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Kisdiantoro
Laporan wartawan TRIBUNJABAR.ID, Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ayi Sulaeman (57) atau lebih dikenal sebagai Haji Ayi merupakan mantan sopir angkot yang kini memiliki real estate di Desa Sindangpakuwon, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Dengan kekayaan yang tidak kalah dari crazy rich yang kini sedang ramai, ia lebih sering disebut sebagai Sultan Properti.
Ia sudah ditinggalkan sang ibu sejak duduk di Sekolah Dasar dan harus turut membantu meringankan beban keluarganya dengan 12 bersaudara.
"Saya sekolah sampai SD. Adik-adik saya banyak, sementara bapak hanyalah petani kecil. Lulus SD saya mengojek, berdagang es keliling, dan kadang-kadang menjadi kondektur angkot," kata Haji Ayi, sapaan akrabnya di Cimanggung, Senin (28/3/2022).
Upah yang Haji Ayi dapatkan dari pekerjaannya itu, ia gunakan untuk membiayai hidupnya dan adik-adiknya di kampung halamnnya yang terletak di Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung.
Ketika beranjak dewasa, Haji Ayi belajar menyetir dan mengemudikan angkot seorang diri.
Meskipun angkot tersebut bukan miliknya, sikap jujur Haji Ayi membuat ia dipercayai oleh atasannya.
"Tiga tahun saya nyopir angkot. Trayeknya Cicalengka-Majalaya, terus Cicalengka-Cicaheum. Terus nyopir pikap juga," ucapnya.
Uang yang Haji Ayi hasilkan dari pekerjaan sebagai sopir angkot bisa membawanya menikahi Imas Junainah, perempuan yang berusia 6 tahun lebih muda darinya.
Baca juga: Sosok The Real Crazy Rich Indonesia Dato Tahir, Viral Jawab Komen Netizen, Bikin Grace Tahir Ngakak
Haji Ayi dan Imas kemudian membuka jongko hingga grosir di Pasar Parakanmuncang.
Pada krisis moneter tahun 1997, usaha Haji Ayi turut bangkrut.
Haji Ayi sampai harus mengontrak rumah.
"Saya ingat kata orang tua, kalau jatuh, jangan sampai tertimpa tangga. Bagaimana cara tidak tertimpa tangga? Ya bangunnya harus lebih cepat. Saya buka bengkel motor, saya juga pernah punya showroom motor, tapi ya tidak bertahan lama," katanya.
Haji Ayi yang saat itu kebingungan pun mendapatkan saran dari seorang teman untuk mencoba bisnis properti.
Alih-alih mencari modal atau lahan, Haji Ayi memulai usahanya dengan mencari ilmu. Ia mengikuti pelatihan usaha properti.
Setelah pelatihan, ia tidak langsung membuat perumahan. Melainkan berkeliling proyek-proyek perumahan milik orang lain hanya untuk bertanya-tanya.
Haji Ayi mencari tahu mengenai prosedur yang harus dilakukan di lapangan hingga harga unit rumah.
Haji Ayi bahkan nekat meminta kepada seorang teman untuk menyerahkan projek perumahan 50 unit kepada dirinya. Mulai dari izin hingga pembangunan, ia berhasil menyelesaikannya dalam waktu satu tahun.
Seusai pembangunan tersebut, karena masih belum memiliki modal, Haji Ayi melakukan tindakan nekat lainnya.
Baca juga: SOSOK Ferran Torres, Sedang on Fire di Timnas Spanyol dan di Klub Barcelona
Haji Ayi nekat membangun 40 unit rumah di tanah milik saudaranya hanya dengan bermodalkan jejarik pelaku usaha properti.
Haji Ayi yakin bahwa dalam berusaha, modal berupa uang tidak menjadi patokan utama.
Haji Ayi pun secara bertahap membangun usaha propertinya hingga sekarang memiliki Duta Family dan dijuluki Sultan Properti.
"Ya saya aminkan saja, semoga jadi doa," kata Haji Ayi menanggapi julukan Sultan Properti pada dirinya.
Haji Ayi merasa sangat didukung oleh sang istri, yang juga seorang ibu bagi keempat anaknya, Dudi Atif Budiman, Vindi Arif Munandar, Reza Apriandi Nugraha, dan Fikri Ari Sulaeman.
Haji Ayi sangat memegang teguh sebuah pepatah yaitu, "Dengan ilmu semua hal menjadi mudah".
Menurut Haji Ayi, bagaimana pun kerasnya kehidupan yang ia jalani, ia tak pernah lupa untuk mengambil pelajaran untuk hidup yang lebih baik.