Warga Bandung Bisa Naik Bus Gratis, Ini Lima Jalur yang Sudah Tersedia, Ada Dipatiukur-Jatinangor

Lima jalur koridor bus gratis yang sudah tersedia di antaranya adalah Alun-alun Bandung-Padalarang.

Penulis: Tiah SM | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD NANDRI PRILATAMA
Angkutan feeder bus rapid transit (BRT) trayek Stasun Hall-Gunung Batu, Kota Bandung, diresmikan Selasa (8/2/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ada kabar gembira untuk warga Bandung dan sekitarnya.

Selama tiga tahun ke depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan menggratiskan biaya transportasi bus. 

Bus gratis akan diterapkan pada 18 jalur koridor Bus Rapid Transit (BRT).

Bulan Maret ini rencananya akan mulai berjalan di 5 koridor.

Kepala Dishub Jabar, Koswara Hanafi mengatakan, Kota Bandung menjadi salah satu wilayah yang mendapatkan bantuan dari Kementerian Perhubungan dengan sistem buy the service (BTS) selama tiga tahun. 

"BTS ini polanya membayar layanan. Ada yang hitungnya per kilometer berapa rupiah. Mau ada penumpang atau tidak, tetap akan dibayar. Sehingga, penumpang tidak perlu bayar. Bulan ini sudah berjalan di lima koridor," ujar Koswara di Balai Kota Bandung, Rabu (23/3/2022)

Lima jalur koridor ini antara lain, Alun-alun-Padalarang. Kemudian, BEC-Baleendah. Lalu, Dipatiukur-Jatinangor. Selanjutnya ada Leuwipanjang-Dago. Terakhir, Leuwipanjang-Soreang. 

"Setelah tiga tahun ini selesai skema BTS, pemerintah daerah harus ambil alih kelolanya, sehingga perlu dibentuk siapa saja yang akan mengelolanya," ujarnya. 

Dalam satu jalur koridor, Koswara mengatakan, rata-rata bisa terdapat lima armada bus. Namun, semua akan disesuaikan dengan volume penumpang rata-rata di setiap titik koridor. 

Berbicara tentang transportasi baru, Koswara mengakui, jika ada pihak yang kontra dengan konsep ini. Untuk meminimalisasi konflik yang terjadi, ia menambahkan, perlu dibuatkan strategi penanganan yang lebih spesifik. 

"Biasanya ada irisan dengan pihak angkot. Kalau sudah terkena irisan pelayanan BRT, mereka jadi mati karena kualitas layanan BRT tentu ada di atas angkot. Sehingga angkot itu harus berubah, apakah dia di-reroutering atau digabung jadi feedernya BRT," ucap Koswara. 

Jika melihat kondisi sekarang, Koswara menuturkan, pendapatan dari angkot sedang menurun. Sehingga, skema BRT ini bisa menjadi momentum untuk angkot memberikan pelayanan yang jadi lebih baik lagi. 

"Kalau mereka bisa dilibatkan secara bagus di program ini, mereka pasti akan menerima. Angkot bisa kita imbau untuk ganti jadi bus 3/4 juga. Jika mereka ikut dengan skemanya, para pengusaha angkot bisa menyediakan bus 3/4-nya, nanti akan dibayarkan melalui sistem BTS," ujarnya.

Sebab, BRT ini memang ditujukan untuk mengembalikan kembali penggunaan angkutan massal secara masif oleh masyarakat. Sehingga, pemerintah akan terus mencari jalan tengah baik demi kebaikan masyarakat sebagai pengguna maupun para pelaku usaha angkot. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved