Berangkat ke Tanah Suci, Jemaah Umrah Masih Akan Dikarantina dan PCR di Indonesia, Berapa Lama?
Kini semuanya menjalani tahapan manasik jemaah umrah dan masih dijadwalkan akan menjalani karantina dan PCR saat perjalanannya dari Indonesia.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Direktur Utama Mabruk Tour Yadi Supriyadi mengatakan dalam kelompok bimbingan umrahnya terdapat 83 orang yang diberangkatkan pada 20 Maret 2022 dari Kota Bandung.
Kini semuanya menjalani tahapan manasik umrah dan masih dijadwalkan akan menjalani karantina dan PCR saat perjalanannya dari Indonesia.
"Dari Bandung kami berangkat 20 Maret, dari Jakarta 21 Maret setelah PCR di hotel. Umrah di tengah pandemi ini perlu ekstra melayani karena ada karantina dan PCR yang sudah dikoordinasikan," katanya seusai pelaksanaan ibadah umrah atau manasik umrah Mabruk Tour di West Point Hotel, Kota Bandung, Minggu (6/3).
Tidak hanya dari Bandung dan Jawa Barat, katanya, pihaknya pun membawa jemaah dari luar Jabar seperti Jawa Tengah sampai Sulawesi Selatan.
Semuanya mengikuti aturan protokol kesehatan dalam perjalanan.
Rangkaian ibadah umrah pun rencananya dilakukan selama 9 hari plus 3 hari karantina di Tanah Suci dan 3 hari di Tanah Air. Jadwal keberangkatan dan kegiatan di Tanah Suci pun telah ditentukan termasuk karantina dan PCR di Madinah.
Selain mempersiapkan persyaratan umum seperti paspor dan dokumen lainnya, berbagai persyaratan utama di masa pandemi telah ditempuh para jamaah ini mulai dari wajib vaksin minimal dua kali, PCR, juga vaksin booster setelah minimal 6 bulan dari vaksin sebelumnya.
Tidak hanya itu, katanya, kedisiplinan protokol kesehatan pun tetap dipatuhi, termasuk aturan karantina saat tiba di Arab Saudi dan kelak pulang kembali ke Indonesia.
Selain melakukan peragaan manasik umroh, simulasi tawaf secara langsung dengan miniatur ka'bah, calon jamaah juga diberikan pembekalan langsung baik materi maupun praktek mengenakan kain ihram dan pembekalan materi secara virtual.
Sebelumnya, katanya, Tim Umrah Advance Mitigasi telah melakukan perjalanan umrah perdana sejak dicabutnya larangan bagi Indonesia untuk memasuki kawasan Kerajaan Arab Saudi.
Hal tersebut melalui serangkaian prosedur protokol kesehatan sebagai standardisasi penerbangan pada masa new normal kali ini.
Hal inilah yang akan diikuti dalam menjalankan umrah selanjutnya.
Diharapkan setelah keberangkatan umrah perdana, selanjutnya lebih mempermudah bagi jamaah, baik dari karantina yang tidak lama maupun tidak ada karantina, sehingga biaya umrah tidak membengkak.
Saat ini pihak Mabruk Tour bekerja sama dengan Saudia Airlines untuk penerbangan langsung tanpa transit. Ini berarti jemaah Mabruk Tour tidak lama dalam perjalanan dan bisa lebih banyak menghabiskan waktu beribadah.
Baca juga: Cerita Calon Jemaah Umrah dari Jabar yang Bersyukur, Bisa Berangkat ke Tanah Suci Mulai Bulan Ini
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/manasik-umrah-mabruk-tour.jpg)