Macet Parah di Puncak, Jakarta-Cianjur Sampai 18 Jam, Mobil Pengangkut Sayur Pilih Jalur Alternatif
Firman berangkat dari Jakarta Minggu sore pukul 15.00 dan tiba di rumahnya di Cianjur Senin pagi pukul 09.00.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR, CIANJUR - Kemacetan di kawasan Puncak mempunyai cerita tersendiri bagi Firman Mulyadi yang biasa beraktivitas Jakarta-Cianjur.
Ia mengatakan saat long weekend ini waktu yang ia habiskan dari Jakarta menuju rumahnya di Cianjur selama 18 jam.
Firman Mulyadi Koordinator yang menjadi Divisi Hukum Badan Saksi Nasional Partai Golkar, mengatakan, ia berangkat dari Jakarta Minggu (27/2/2022) sore sekitar pukul 15.00 WIB.
"Sampai Cianjur Senin (28/2/2022) pagi sekitar pukul 09.00 WIB," ujar Firman melalui sambungan telepon.
Firman mengisahkan, ia keluar tol saat magrib.
Kemudian diarahkan ke Ciawi karena tak bisa keluar Gadog.
Dari arah Gadog pukul 02.00 dini hari mobilnya mulai merayap tapi cuma sampai SPBU dekat pos polisi.
"Pukul 04.00 masuk jalur alternatif tapi ketahan juga karena sudah terlalu banyak mobil," katanya.
Ia mengatakan, pukul 06.00 WIB baru bisa masuk kembali ke jalur utama.
Persis di bawah Masjid At Taawun macet total lagi.
"Alhasil sampai rumah tadi pukul 09.00 WIB pagi," ujarnya.
Untuk mengantisipasi terjadi kemacetan parah, para sopir angkutan sayuran dari Cipanas mengambil jalan Puncak II jalur alternatif Arca Kabupaten Bogor keluar Jonggol
Nanang (37) salah satu sopir pikap pengangkut sayuran dari Cipanas mengatakan, banyaknya kendaraan yang masuk dari Bogor ke Cipanas membuat ia bersama sopir sayuran lainnya kesulitan mengambil jalur utama Puncak Bogor saat akan mengantar sayuran ke Pasar-pasar induk di Bogor dan Jakarta.
"Yang paling parah itu kemarin Minggu (27/2/2022), arus lalu lintas dari di Cipanas menuju Bogor macet total jadi, kami mencoba jalur Arca Jalan Puncak II Kabupaten Bogor," kata Nanang, Senin (28/2/2022).
Nanang mengatakan, jika tidak berinisiatif mengambil jalur puncak II bukan tidak mungkin sayuran yang akan dijual ke Pasar-pasar induk di Jakarta dan juga Bogor tidak bisa terkirim.
"Bisa jadi busuk, terlebih sayuran yang sifatnya hijau-hujauan, seperti pakcoy, sawi, kol, sausin, dan lainnya akan membusuk di jalan," katanya.
Menurutnya, dengan mengambil jalur puncak II memang waktu tempuh dua kali lipat lebih lama ketimbang jalur puncak Bogor.
"Yang tadinya perjalanan dua jam, jadi, kalau ambil jalur Puncak II bisa empat jam dan bagi yang belum pernah melintasi jalur puncak II sedikit berisiko terlebih bawa muatan berat," ujarnya.
Namun kata Nanang, saat berangkat Minggu sore pukul 16.00 WIB dan pulangnya lewat Cisarua Bogor pukul 5.00 WIB pagi mendapati mobil pengangkut sayuran terjebak macet arah ke Jakarta.
Nanang mengatakan, untuk hari Senin (28/2/2022) ini dirinya masih menunggu info apakah jalur puncak Bogor sudah bisa dilewatinya apa belum.
"Ini saya masih menunggu apakah sudah bisa lewat apa belum. Kalau gak saya akan kembali lewat Arca," katanya.
Sopir sayuran lainnya Ade (25) asal Cimangkok Sukabumi mengaku kesulitan di saat libur panjang. Karena selain akan terjadi penumpukan kendaraan juga beberapa akses utama yang dari Cianjur menjual Bogor-Jakarta akan terganggu.
Baca juga: Jelang Puncak Libur Panjang, Volume Kendaraan di Lembang Meningkat Hingga 40 Persen