VLADIMIR Putin Sangat Siap Lakukan Invasi, Pemerintah Ukraina Umumkan Wajib Militer

Presiden Rusia Vladimir Putin sudah sesiap mungkin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina.

Editor: Hermawan Aksan
YouTube
Mobilisasi ratusan ribu pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina. 

Pemerintah Ukraina juga telah mengumumkan wajib militer untuk semua pria usia pertempuran.

Situs web pemerintah dan negara bagian Ukraina kembali offline pada Rabu (23/2/2022), setelah mengalami pemadaman dalam beberapa pekan terakhir.

Kiev menuduh hal itu disebabkan oleh serangan siber, dengan situs web parlemen, kabinet, dan kementerian luar negeri Ukraina ikut terpengaruh.

Moskwa membantah merencanakan invasi dan menggambarkan peringatan itu sebagai histeria anti-Rusia.

Tetapi tidak mengambil langkah untuk menarik pasukan yang dikerahkan di sepanjang perbatasan Ukraina.

Pada Rabu (23/2/2022), Rusia menurunkan bendera dari kedutaan besarnya di Kiev, setelah memerintahkan para diplomatnya untuk mengungsi karena alasan keamanan.

Pasukan baru dikerahkan

Militer Ukraina mengatakan satu tentara tewas dan enam terluka dalam peningkatan aksi penembakan oleh separatis pro-Rusia.

Kelompok itu menggunakan artileri berat, bom mortir dan sistem roket Grad di dua daerah yang memisahkan diri selama 24 jam sebelumnya.

Citra satelit baru menunjukkan beberapa pasukan baru dan penempatan peralatan di Rusia barat dan lebih dari 100 kendaraan di lapangan terbang kecil di Belarus selatan, yang berbatasan dengan Ukraina, menurut perusahaan AS Maxar.

Selama berbulan-bulan, Rusia telah menyerukan krisis terutama terjadi sebagai akibat perselisihan dengan Barat.

Moskwa menuntut jaminan keamanan, termasuk janji untuk tidak pernah mengizinkan Ukraina bergabung dengan NATO.

Namun pengakuan wilayah separatis itu disertai dengan bahasa yang lebih keras terhadap Ukraina, termasuk secara pribadi dari Putin.

Dalam pidato TV pada Senin (21/2/2022), Putin menyinggung sejarah berabad-abad untuk mengkarakterisasi Ukraina sebagai konstruksi buatan yang dipisahkan secara salah dari Rusia oleh musuh-musuhnya.

Beberapa orang yang melihat pidato tersebut mengatakan bahwa mereka sekarang merasa terancam oleh seorang pemimpin yang membuat keputusan yang tidak lagi tampak rasional.

“Dalam kasus Putin, ini bukan perjuangan untuk uang atau kekuasaan: ini tentang kebanggaan, yang berarti pikiran dimatikan. Dia tidak bisa berhenti, dan dia tidak bisa dihentikan,” kata Lilia, 72 tahun, seorang pensiunan di pinggiran kota Kiev, Brovary.

Sumber: Kompas
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved