Juru Bicara Kremlin Sebut Invasi Militer Rusia ke Ukraina untuk Pembersihan Rezim Pro Nazi
Presiden Rusia Vladimir Puting menyatakan perang pada Ukraina pada Kamis (24/2/2022) untuk demiliterisasi dan pembersihan Nazi.
"Ini bukan pertama kalinya saya mendengar kabar rencana serangan. Konfrontasi dengan Rusia sudah sejak lama, mungkin sejak 2014, sewaktu Crimea dicaplok. Untuk perang, itu bisa terjadi saja besok. Sewaktu-waktu saja," ujar Pepi.
"Perang tergantung pihak Rusia. Kalau Ukraina, militernya sudah siaga, tapi di posisi defend," tambah dia.
Menurut Pepi, sudah ada langkah-langkah khusus dari KBRI Ukraina kalau serangan benar-benar terjadi.
"KBRI Ukraina sudah mempersiapkan langkah antisipasi jika perang diumumkan. Imbauannya sama seperti Pemerintah Ukraina, yakni tetap tenang, tidak panik, dan menghindari keramaian," ujarnya.
"Ada pula anjuran mengisi form online, kalau keadaan tidak kondusif, bersediakah dipulangkan, ikut dengan staf KBRI," ucapnya.
Saat itu, Pepi juga sudah menyiapkan tas darurat berisi dokumen penting, paspor, pakaian, dan obat-obatan. Berjaga bila ada situasi yang tak diinginkan.
"Pemerintah Ukraina juga mendesain tempat publik, salah satunya sebagai tempat penampungan. Juga mempersiapkan panduan area-area mana saja yang bisa menjadi lokasi aman ketika terjadi situasi yang tak diinginkan," ujarnya.
Pada Kamis (24/2/2022), hal yang tak diinginkan itu akhirnya terjadi juga. Presiden Rusia, Vladimir Putin, resmi mengumumkan serangan pada Ukraina.
Sirene serangan udara meraung di pusat kota Kiev. Pepi, yang dikontak Kompas.com sekitar pukul 13.40 WIB, mengabarkan kondisi terkininya.
"Kondisi di Kiev sekarang mencekam, terdengar bom berkali-kali dari tempat saya tinggal," ujar Pepi.
"Sekarang saya sedang bersiap-siap. Dari KBRI belum ada instruksi baru, masih sama. Saya juga masih stay di rumah," ucap dia. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/pangkalan-udara-militer-ukraina-dibom-rusia.jpg)