Kisah Sukses Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Jam Tangan Bernilai Ekonomis, Dipasarkan hingga Eropa

Berbeda dengan jam tangan pada umumnya, pengguna jam tangan kayu seakan memberikan nilai keunikan dan lebih kasual.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
Afidha Fajar Adhitya (32), pemilik usaha jam tangan kayu Eboni Watch. (Ist)  

Walaupun menggunakan sisa kayu, Afidha menjelaskan jam tangan Eboni dilapisi finishing polyurethane yang membuatnya awet dan tahan lama.

Dengan finishing ini,kata dia, bahan kayu yang dipakai tidak akan dimakan rayap atau serangga lainnya.

"Alasan saya menggunakan kayu maple adalah karena cenderung lebih gampang didapatkan," ujarnya.

Hal yang paling menarik lainnya dari Eboni Watch adalah bagian tali jam tangan yang menggunakan bahan kulit sapi.

Terbuat dari kayu, Eboni Watch ini begitu ringan ketika digunakan.

Selain itu tali jam tangan ini pun hadir dengan warna yang beragam seperti peach, olive, hitam, cokelat tua, burgundy, dan masih banyak lagi.

"Untuk harga jam tangan ini dijual mulai dari Rp 499 ribu hingga Rp 2,5 juta," ucapnya.

Saat ini jam tangan kayu Eboni Watch tidak hanya diminati pasar Indonesia, tetapi sudah ekspor ke pasar internasional seperti Afrika Selatan, beberapa negara Asia, Amerika, Australia, dan Eropa.

Di tahun 2022 ini, Afidha mengatakan, ia akan berkolaborasi untuk menggunakan material lain dengan perusahaan daur ulang plastik, sekaligus ingin mengedukasi soal alam dan limbah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved