Uniknya Rumah Adat Rangken Indramayu Atapnya dari Daun Nipah, Terasa Adem di Dalamnya, Tapi Sayang

Rumah adat Rangken yang masuk Warisan Budaya Tak Benda menjadi tempat tinggal bagi masyarakat di Desa Totoran, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNCIREBON.COM/HANDHIKA RAHMAN
Rumah adat Rangken di Desa Totoran, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (13/2/2022) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Rumah adat Rangken menjadi tempat tinggal bagi masyarakat di Desa Totoran, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu.

Rumah yang satu ini bahkan sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda (WTWB).

Hanya saja, rumah tradisional yang terbuat dari daun nipah berdinding bilik bambu dan beralas tanah ini, sekarang hanya tersisa beberapa unit saja.

Sebagian besarnya, sudah dibedah menjadi rumah semi-modern dan rumah modern.

Menurut salah seorang warga di Blok Bonjot Desa Totoran, Masiyem (65) mengatakan, di Blok tempat tinggalnya bahkan hanya tersisa 2 unit Rumah Rangken saja.

"Mungkin yang masih asli itu tinggal dua, yang ini ditinggali Saniah dan yang sebelah sana ditinggali Kadinah," ujar dia yang sekaligus tetangga Saniah saat menunjukan Rumah Rangken kepada Tribuncirebon.com, Minggu (13/2/2022).

Pantauan Tribuncirebon.com, meski terlihat sederhana, isi dari Rumah Rangken tersebut tidak berbeda jauh dengan rumah-rumah pada umumnya.

Baca juga: Mengkhawatirkan, 40 Persen Rumah Adat Kampung Naga di Kabupaten Tasik Kondisinya Memprihatinkan

Di dalamnya terdapat lemari, tempat tidur, sofa, dan masih banyak lagi.

"Kalau nyaman memang nyaman tinggal di Rumah Rangken, adem kalau lagi siang," ujarnya.

Masiyem tidak mengetahui secara pasti sejarah awal dari berdirinya Rumah Rangken tersebut.

Namun, kata dia, Rumah Rangken ini menjadi rumah khas Kabupaten Indramayu terutama warga yang berlokasi di Desa Totoran dan Desa Pabean Ilir.

Hal ini masih berkaitan dengan sejarah dari desa setempat, yakni dahulunya adalah hutan di wilayah pesisir yang banyak terdapat daun nipah.

Hutan itu pun kemudian dibabat untuk dijadikan sebuah pemukiman atau kampung, material dari daun nipah dari hutan itu lalu dimanfaatkan masyarakat guna membuat rumah.

Asal mula nama Rangken adalah sebutan dari daun nipah yang sudah dikeringkan lalu disusun rapi untuk atap rumah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved