WASPADA, Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik 100 Kali Lipat dalam Sebulan

Di pertengahan Maret 2022 diperkirakan angkanya mencapai lebih dari 275 ribu, dan tembus 387.850 per hari pada April 2022

Editor: Ravianto
istimewa
Virus Corona Sudah Sampai Pelosok Cianjur Selatan, Polisi Ikut Mengamankan Jalannya Pemakaman. Kasus positif Covid-19 meningkat tajam dalam sepekan terakhir. Di pertengahan Maret 2022 diperkirakan angkanya mencapai lebih dari 275 ribu, dan tembus 387.850 per hari pada April 2022, dengan kematian mencapai 144 kasus per hari. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Kasus positif Covid-19 meningkat tajam dalam sepekan terakhir.

Data terbaru dilaporkan ada 27.197 kasus baru Covid-19 pada, Kamis (3/2/2022).

Sementara kasus meninggal akibat Covid-19 tercatat 38 orang.

Angka kasus harian itu menunjukkan jumlah kasus baru meningkat 58 persen kasus meninggal meningkat 50 persen dari sehari sebelumnya.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menilai, jika dibandingkan satu bulan sebelumnya atau pada 3 Januari 2022 kasus baru adalah 265 orang dan yang meningggal lima orang.

"Artinya dalam sebulan terakhir kasus baru per hari naik lebih dari 100 kali lipat, dan kematian per hari naik sekian ratus persen," kata Tjandra dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/2/2022).

Ia memprediksi, kenaikan kasus Covid-19 akan terus terjadi sepanjang bulan Februari.

Namun, ia tak merinci pasti puncak kasus tersebut.

"Kasus nampaknya akan terus meningkat di hari-hari mendatang walau tidak terlalu mudah memprediksi angkanya," tutur Tjandra.

Diketahui, prediksi “Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)” University of Washington menyebutkan, kasus harian Covid-19 di Indonesia pada akhir Februari 2022 akan melonjak lebih dari 185 ribu kasus.

Di pertengahan Maret 2022 diperkirakan angkanya mencapai lebih dari 275 ribu, dan tembus 387.850 per hari pada April 2022, dengan kematian mencapai 144 kasus per hari.

"Prediksi memang dapat saja tepat, atau kurang tepat, atau bahkan tidak tepat. Tetapi setidaknya ini dapat jadi bahan kewaspadaan dan antisipasi mitigasi," tutur pakar ilmu kesehatan FKUI itu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved