Antisipasi Gelombang Ketiga Pandemi, Pemkot Cimahi Siagakan RSUD dan Puskesmas yang Sudah Nol Kasus
Merebaknya penularan Covid-19 varian baru, Omicron, membuat Pemerintah Kota Cimahi menyiagakan Rumah Sakit Daerah Umum Cibabat dan fasilitas
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Kemal Setia Permana
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Merebaknya penularan Covid-19 varian baru, Omicron, membuat Pemerintah Kota Cimahi menyiagakan Rumah Sakit Daerah Umum (RSUD) Cibabat dan fasilitas kesehatan lainnya sebagai salah satu langkah antisipasi.
Untuk mengantisipasi ini, semua pihak terkait melakukan kesiapsiagaan personel dan sarana prasaran serta obat-obatan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus Covid-19 di Kota Cimahi.
Plt Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menyebutkan bahwa apabila terjadi lonjakan penularan, maka rumah sakit dan puskesman harus sudah siap melakukan penanganan.
"Begitu juga obat-obatan, oksigen, ruangan, dan bed harus siap," ujar Ngatiyana di Pemkot Cimahi, Kamis (27/01/2022).
Ngatiyana mengatakan bahwa RSUD Cibabat yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan pasien Covid-19 , kembali disiagakan untuk mengantisipasi masuknya kasus varian baru Covid tersebut di Kota Cimahi.
Sebelumnya, RSUD ini sudah kosong dari pasien positif Covid-19.
Menurut Ngatiyana, dalam beberapa minggu terakhir tidak ada pasien Covid-19 yang di rawat di RSUD Cibabat, sehingga ruangan yang sebelumnya digunakan untuk ruang isolasi atau perawatan pasien Covid-19, kini digunakan untuk pasien umum.
"Setelah tidak ada yang terkonfirmasi positif, ruangan di RSUD Cibabat digunakan pasien umum. Sekarang disiapkan lagi untuk antisipasi gelombang tiga, terutama waspada Omicron," ujarnya.
Untuk mencegah varian baru Covid-19, kata Ngatiyana, langkah selanjutnya yang dilakukan Pemkot Cimahi adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan.
"Untuk itu saya mohon kesadaran masyarakat untuk disiplin prokes untuk menghindari terjadi gelombang ketiga Covid-19 terutama setelah masuknya Omicron ke Indonesia," ujar Ngatiyana. (*)