Bela Bahasa Sunda

Sebut Ucapan Arteria Dahlan Lukai Partai, Ini Komentar Ketua DPC PDIP Sukabumi soal Pemecatan

Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Yudi Suryadikrama, buka suara terkait pernyataan Arteria Dahlan

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Hermawan Aksan
Kolase Tribun Jabar (Instagram/@arteriadahlan)
Arteria Dahlan 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Yudi Suryadikrama, buka suara terkait pernyataan Arteria Dahlan.

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP itu meminta seorang Kajati dipecat karena berbahasa Sunda dalam rapat atau forum resmi.

Menanggapi itu, Yudi menilai ucapan Arteria Dahlan bukan ucapan partai, melainkan melukai partai.

"Partai yang menjunjung kebhinekaan, terlepas Arteria menyatakan tidak bermaksud mendiskreditkan bahasa, seharusnya tidak disampaikan dalam rapat," kata Yudi via aplikasi perpesanan, Kamis (20/1/2022).

Baca juga: Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis Desak Arteria Dahlan Segera Minta Maaf Terbuka

Yudi mengatakan, ia selaku orang Sunda menyayangkan ucapan Arteria Dahlan tersebut.

Ia pun berterimakasih kepada masyarakat Sunda yang mengedepankan "silih asah, silih asuh, silih asih".

"Kami orang Sunda menyayangkan, semoga segera dapat terselesaikan."

"Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat suku Sunda yang mengedepankan silih asih silih asuh dan sejatinya kebhinekaan dimiliki rakyat Sunda, sampurasun," ucapnya.

Disinggung soal pengusulan pemecatan dari DPC PDIP Kabupaten Sukabumi untuk Arteria Dahlan, Yudi mengatakan, hal itu merupakan ranah DPP.

Namun, kata Yudi, protes DPC menjadi tanda tidak satu pemahaman dengan Arteria Dahlan.

"Protes saja, di tahapan pemecatan di partai ranah DPP, dengan protes tanda kita tidak sepaham dengan itu," jelasnya. 

Reaksi Bupati Pangandaran

Sebelumnya, menanggapi ucapan yang menyinggung perasaan orang Sunda yang keluar dari mulut anggota DPRD RI Fraksi PDIP Arteria Dahlan, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengaku kecewa.

"Ya, tentu saya kecewa. PDI ini adalah partai yang selalu menjunjung tinggi keragaman. Menghormati suku, ras, dan agama," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di satu restoran di pantai timur Pangandaran, Rabu (19/1/2022) malam.

"Hal itu, menjadi khazanah yang, menurut saya, kebersamaan kita di republik ini. Tapi, tiba-tiba beliau (Arteria Dahlan) mengatakan seperti itu," katanya.

Baca juga: Sindir Arteria Dahlan, Kang Mus Preman Pensiun Sarankan Ikut Les Bahasa Sunda, Netizen Ikut Komen

Atas kejadian tersebut, Jeje selalu ketua PDIP Kabupaten Pangandaran akan berkomunikasi dengan provinsi dan pusat.

"Ya, tentu kita akan berkomunikasi dengan Bandung dan Jakarta, mengenai dinamika bagaimana kecewanya orang Sunda terhadap persoalan hal itu."

"Saya akan sampaikan, menangis lah orang-orang Sunda," ucapnya.

Menurutnya, PDIP ini adalah partai yang menghormati keragaman.

 
"Kita kuat karena keragaman kita bersatu dan satu bagian dengan kesatuan republik Indonesia."

"Sudah final, PDI ini."

"Nah, seolah-olah hal itu (ucapan Arteria Dahlan) keluar dari koridor PDI," kata Jeje.

Untuk mengatasi perpecahan di daerahnya, ia berencana berkomunikasi dengan pengurus PDIP provinsi dan pusat.

"Saya, akan berkomunikasi dengan teman-teman di Bandung DPW, DPP."

Baca juga: Buntut Ucapannya tentang Bahasa Sunda, Baliho Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda Dipasang di Bandung

"Untuk menyampaikan aspirasi perasaan orang-orang Sunda terhadap persoalan hal itu," ucapnya.

Jeje mengaku, seusai viralnya ucapan Arteria Dahlan yang menyakiti perasaan orang Sunda, banyak yang menghubungi dia.

"Banyak yang menelepon saya, banyak yang menyampaikan, menyayangkan ucapan tersebut yang keluar dari seorang yang sama seperti saya di PDI perjuangan," ujarnya.

Bisakah Arteria Dihukum?

Di Bandung, ahli hukum pidana Universitas Parahyangan, Bandung, Agustinus Pohan, menilai Arteria Dahlan, yang meminta Kejagung mencopot Kajati hanya karena telah menggunakan bahasa Sunda saat rapat, tidak bisa dijerat dengan pasal ujaran kebencian atas dugaan pernyataan rasis yang dia lontarkan.

"Saya kira ini lebih ke soal etik," ujar Agustinus kepada Tribun Jabar saat dihubungi melalui telepon, Rabu (19/1/2022).

Menurut Agustinus, dalam konteks hukum pidana harus ada mens rea atau niat berbuat pidana.

"Mens rea-nya atau sikap batin yang membimbing perbuatan itu, apa."

"Jadi, kalau bicara ujaran kebencian, maka sikap batinnya harus kebencian."

"Saya kira dalam konteks ini tidak ada, apalagi disampaikan kepada orang Sunda juga, kan Jaksa Agung orang Sunda juga," kata Agustinus seraya menegaskan bahwa ia tidak dalam posisi mendukung atau membela Arteria Dahlan.

Baca juga: Mojang Geulis Ini Ikut Komentari Kisruh karena Arteria Dahlan yang Menyinggung Urang Sunda

Ia menduga ucapan Arteria lebih pada permintaan agar tidak menggunakan bahasa daerah ketika berada dalam forum resmi.

"Saya sama sekali tidak membela Arteria, mohon maaf."

"Mungkin maksudnya adalah, ya, kalau di acara resmi jangan pakai bahasa daerahlah, bahasa Sunda, Jawa, atau apa pun, karena tidak semua mengerti bahasa daerah, karena Indonesia ini ada banyak bahasa daerah."

"Jadi, saya kira mens rea-nya tidak ada, kalau etik iya," ucapnya.

Meski demikian, menurutnya, perkataan Arteria Dahlan jelas tidak tepat.

Itu sebabnya, masyarakat pun, ujar Agustinus, sebaiknya jangan sampai menanggapi peristiwa ini dengan reaksi yang tidak tepat pula.

"Akibatnya bisa jadi ribut."

"Jadi, tergantung niatnya mau apa, mau mempolitisasi atau mau proporsional, mestinya sikap proporsional, karena tadi mens reanya apa," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved