BREAKING NEWS Arteria Dahlan Dilaporkan ke Polda Jabar, Buntut Minta Kejati Berbahasa Sunda Dipecat

Arteria Dahlan diadukan ke Polda Jabar atas dugaan kebohongan publik dan pernyataan bersifat SARA.

Tribunnews
Arteria Dahlan 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman.

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Majelis Adat Sunda mendatangi Polda Jabar untuk membuat laporan pengaduan terhadap Arteria Dahlan.

Arteria Dahlan diadukan ke Polda Jabar atas dugaan kebohongan publik dan pernyataan bersifat SARA.

Menurut pantauan, sejumlah pengurus dan anggota Majelis Adat Sunda sudah berada di Polda Jabar sejak pukul 9.30 WIB.

Saat ini, mereka sedang membuat laporan di sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) Polda Jabar.

Sebelumnya, Arteria Dahlan, anggota Komisi III DPR RI fraksi PDI Perjuangan sempat meminta Kepala Kejaksaan Agung (Kajagung) mengganti Kajati yang menggunakan bahasa sunda saat rapat.

Baca juga: TERNYATA Ini Maksud Arteria Dahlan Soal Bahasa Sunda, Kakak Jaksa Agung Langsung Pasang Badan

Pernyataan Arteria pun mendapat banyak tanggapan dari berbagai kalangan masyarakat di Jawa Barat.

Kritik Arteria Dahlan

Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan menegaskan dia tidak ingin ada jaksa di Kejagung yang pertontonkan kedekatan dengan Jaksa Agung dengan pendekatan yang bukan prestasi dan kinerja.

Dalam wawancara dengan TV One, Arteria Dahlan mengatakan mengungkap bahwa saat ini di Kejagung, banyak jabatan jaksa tinggi dan strategis dijabat jaksa berasal dari Jabar.

Wajar saja, karena Jaksa Agung ST Burhanudin, asal Jabar, pria asal Majalengka.

Meski begitu, dia tidak mempermasalahkan hal itu karena pilihan Jaksa Agung itu berdasarkan tata cara yang sudah ditentukan.

Ia membandingkan dengan kasus lama, di Kejagung, sempat ada pejabat Kejagung yang dalam satu tahun bisa naik pangkat empat kali.

"Enggak ada lagi zaman Jaksa Agung sekarang 1 tahun 4 kali naik. (Sekarang) pembenahaan manajemen SDM di kejaksaan penempatan jabatan strategis dengan mekanisme yang terbuka, sekalipun ada org Sunda, karena kualifikasinya, karena kecakapannya, karena kualitas mereka lewat proses yang cermat bukan karena suk Sunda bisa di posisi strategis, ini yang kami yakinkan ke publik," katanya.

Ia kemudian menyatakan bahwa soal Bahasa Sunda yang jadi ribut, berawal dari peristiwa dimana ada seorang kepala kejati yang mempertontonkan kedekatannya dengan Jaksa Agung di depan jaksa-jaksa tinggi lainnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved